Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minyak Kayu Putih, Oleh-oleh Khas Pulau Buru yang Diburu Wisatawan

Kompas.com - 13/07/2020, 22:10 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

Kayu putih diakui Figi sudah menjadi ikon dan daya tarik orang berwisata ke Pulau Buru. Wisatawan berbondong-bondong datang ke Pulau Buru dan menuju Kota Namlea untuk berburu kayu putih.

Menurutnya, kota ini masih memiliki beberapa ketel yang digunakan untuk memasak kayu putih menjadi minyak kayu putih.

"Jadi wisatawan itu bisa lihat langsung proses tradisional mengolah kayu putih. Di kota ini masih ada lahan-lahan kosong yang ditumbuhi pohon kayu putih. Masyarakatnya gak lagi mengambil daun ke tempat yang jauh," jelasnya.

Saking banyaknya pohon kayu putih di sini, wisatawan tidak akan kesulitan mencari oleh-oleh berbahan kayu putih di sini.

Menurutnya, wisatawan juga dapat membeli hasil olahan kayu putih di beberapa toko-toko milik keturunan Tionghoa.

Warga Pulau Buru sedang memasak dan mengolah kayu putih menjadi minyak kayu putih. Pulau Buru dikenal sebagai daerah penghasil kayu putih terbaik di Indonesia.Dokumentasi Figi Ode Marhum Warga Pulau Buru sedang memasak dan mengolah kayu putih menjadi minyak kayu putih. Pulau Buru dikenal sebagai daerah penghasil kayu putih terbaik di Indonesia.

Harga satu botol minyak kayu putih

Bicara soal harga jika ingin membeli oleh-oleh minyak kayu putih di Pulau Buru, Figi menjelaskan bahwa harganya berbeda tergantung lokasi datarannya.

Adapun lokasi dataran yang dimaksudnya adalah tergantung lokasi kayu putih tersebut diolah.

"Jadi kayu putih itu kan ada yang diolah di dataran rendah dan dataran tinggi. Nah harganya pun berbeda juga di setiap toko oleh-oleh itu," terangnya.

Baca juga: Kontroversi Kalung Antivirus Corona, Cukuplah Disebut Kalung Kayu Putih...

Untuk satu botol minyak kayu putih, di dataran rendah dihargai Rp 150.000. Dataran rendah Pulau Buru berada di daerah kota yaitu Namlea.

Sementara itu, untuk dataran tinggi, satu botol minyak kayu putih dihargai lebih tinggi Rp 50.000-Rp 100.000 yaitu Rp 200.000-Rp 300.000 per botol.

"Jadi memang lebih mahal di dataran tinggi, karena dataran tinggi asupan mataharinya lebih kena, dan vegetasi udaranya lebih dapat untuk perkembangan di pohonnya itu. Hasilnya kualitas minyaknya lebih baik daripada dataran rendah," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com