Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghapusan Pembatasan Penumpang di Pesawat Dinilai Blunder, Kenapa?

Kompas.com - 14/01/2021, 22:50 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

Ia mencontohkan walaupun saat perjalanan di dalam pesawat jaga jarak bisa terjamin dengan adanya kursi penumpang yang dikosongkan secara selang-seling, tapi proses pengambilan barang di kabin dan saat turun dari pesawat masih terasa berantakan.

Para penumpang banyak yang berdesakan saat mengambil barang, dan petugas di pesawat pun terlihat kesulitan melakukan pengaturan.

“Yang paling high risk sebenarnya itu kerumunan di bandara, pas antre, check in, dan screening barang. Setelah itu, sangat memungkinkan terjadi transmisi di sana terus lanjut di pesawat,” tambah dia.

Penghapusan tak berpengaruh

Berbeda dengan Emmanuella dan Nisa, Alza Azoza (23) mengaku tidak merasakan perbedaan yang berarti dengan ada atau tidak adanya aturan soal pembatasan penumpang ini.

Pasalnya, beberapa waktu lalu saat ia pergi ke Bali, tak ada penerapan aturan pembatasan jumlah penumpang tersebut. Pesawat dalam keadaan penuh dan tidak ada jaga jarak dalam hal tempat duduk.

Padahal, ia berangkat jauh sebelum adanya penghapusan soal aturan pembatasan jumlah penumpang di pesawat.

Baca juga: Kegiatan Dibatasi, tapi Pembatasan Penumpang di Pesawat Dilonggarkan

“Dengan dihilangkan pembatasan itu ya enggak ada pengaruh sama sekali. Karena sebelumnya juga enggak ada pengaruh apa-apa,” kata Alza pada Kompas.com, Kamis (14/1/2021).

Menurutnya, seharusnya pemerintah bisa lebih memperketat soal pemeriksaan syarat perjalanan dengan pesawat. Yakni syarat hasil bukti negatif RT-PCR atau rapid test antigen yang diperiksa di bandara keberangkatan dan tujuan.

Hal tersebut karena Alza merasa bahwa pemeriksaan syarat perjalanan yang ia bawa sama sekali tak ketat. Baik di bandara keberangkatan yakni Bandara Soekarno-Hatta dan bandara tujuan Bandara I Gusti Ngurah Rai.

“Pengalaman gue, di Soekarno-Hatta itu kayak cuman dicap doang terus diceklis gitu. Di Bali juga cuman kayak dicek doang, udah ada ceklis dan cap dari Jakarta. Dan itu surat PCR-nya dipakai buat pulang lagi,” terang Alza.

Karena pemeriksaannya yang dianggap tak menyeluruh tersebut, Alza mengungkapkan kecurigaannya bahwa bisa saja banyak penumpang yang mungkin membawa surat RT-PCR atau rapid test antigen palsu dan tetap lolos dari pemeriksaan.

“Dengan penghapusan apa pun itu enggak ada pengaruh apa-apa. karena kalau dari pendapat gue, tolak ukurnya itu ya dari pengecekan PCR itu harusnya. Karena percuma aja kalau dibatasi tapi PCR-nya tetap lolos,” pungkas Alza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com