KOMPAS.com - Perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua telah resmi dimulai. Tak hanya seputar olahraga, suvenir kerajinan khas Papua juga mencuri perhatian.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) diketahui membeli dua noken begitu sampai di Jayapura, Papua pada Jumat (1/10/2021). Noken adalah kerajinan khas Papua berupa tas tradisional yang terbuat dari kulit kayu.
Dilansir dari Karakteristik Tumbuhan Bahan Baku dan Pewarna Alami Noken pada Masyarakat Suku Damal karya Ryan, kerajinan ini merupakan wujud dari keanekaragaman hayati yang ada di Bumi Cendrawasih.
Baca juga: Tiba di Jayapura, Jokowi Beli Dua Noken Buatan Mama Papua
"Biodiversitas yang tinggi memungkinkan masyarakat dalam memanfaatkan tanaman sesuao dengan peruntukannya dapat terpenuhi. Salah satunya adalah pembuatan noken," tulis Ryan.
Noken dibuat oleh hampir semua suku yang ada di Papua. Masing-masing suku juga memiliki karakteristik noken yang berbeda dengan suku lainnya.
Melansir Perhiasan Tradisional Indonesia karya Husni dan Siregar, bahan dasar dalam pembuatan Noken berupa serat kayu atau kulit kayu yang dianyam menjadi sebuah dengan tali panjang menyerupai kalung.
Noken digunakan kaum perempuan untuk menyimpan dan membawa bahan makanan. Mereka juga menggunakan kerajinan tradisional ini sebagai gendongan bayi.
"Berfungsi untuk menyimpan dan mengangkut bahan makanan, gendongan bayi juga diyakii sebagai kehidupan dan kesuburan," tulis Husni dan Siregar.
Baca juga: Noken, Tas Khas Papua Simbol Kedewasaan Perempuan
Tak hanya sebagai alat membawa barang, Noken juga berfungsi sebagai hiasan atau aksesori bagi perempuan Tanah Papua. Tas kulit kayu tersebut digunakan sebagai aksesoris yang diselempangkan di kening, sehingga terjulur ke bagian belakang kepala sampai pundak.
Noken umumnya terbuat darii serat atau kulit kayu. Namun menurut Ryan, setiap suku memiliki bahan baku noken yang berbeda.
Bahan baku yang digunakan masing-masing suku tersebut tergantung pada kondisi geografis tempat mereka bermukim.
"Tiap suku di Papua memiliki keunikan dalam pembuatan noken baik dari bahan baku, bentuk dan corak yang dimiliki," jelas Ryan dalam bukunya.
Perajin yang tinggal di kawasan Raja Ampat membuat noken dari tumbuhan daerah pesisir. Sedangkan di Wamena, perajin membuat noken dari serat kayu atau pohon anggrek.
Perbedaan bahan ini juga memengaruhi bentuk, ukuran, dan warna dari noken yang dihasilkan.
Baca juga: Noken Papua, Warisan Budaya Takbenda UNESCO yang Jadi Merchandise PON XX Papua 2021
Noken di wilayah pesisir cenderung berbebntuk kotak dengan tekstur yang lebih kaku dan keras. Noken yang dihasilkan perajin kawasan pesisir biasanya juga memiliki varian warna lebih beragam.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.