Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Itinerary 3 Hari 2 Malam di Pontianak, Kunjungi Keraton Kadriah

Kompas.com - 21/10/2021, 08:12 WIB
Shalika Rahma Kencana,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Hari kedua di Pontianak

 

Nasi Kuning Kuah ASO


Sebelum memulai hari dengan menjelajahi Kota Pontianak, wisatawan bisa menyantap sarapan di Nasi Kuning Kuah ASO.

Warung ini berlokasi di Gang Bayan, Tengah, Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak.

Letaknya masih dekat dengan pusat kota, sekitar 3,5 km dengan waktu tempuh delapan menit. Sementara dari Bandara Internasional Supadio jaraknya 17-21 km dengan durasi berkendara sekitar 50 menit. 

Nasi kuning andalan warung makan ini terdiri dari potongan telur dadar, orek kacang tempe, suiran ayam, dan sayur-sayuran. Uniknya, nasi kuning disajikan dengan semangkuk kuah yang terbuat dari kaldu ayam dan kunyit.

Nasi kuning kuah dapat dibanderol dengan harga mulai dari Rp 10.000 - Rp 14.000.

Warung makan ini buka pada pukul 07.00-22.00 WIB di hari Senin-Sabtu. Sedangkan pada hari Minggu buka pada pukul 09.00-21.00 WIB.

Baca juga: Bukit Rel Jadi Wisata Baru di Pontianak, Ada Sisa Rel dan Bangunan

Museum Kalimantan Barat

Museum ini memperlihatkan kebudayaan dayak di kawasan Kalimantan Barat.

Museum Kalimantan Barat berada di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Parit Tokaya, Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak. Jaraknya 6,6 km dari Nasi Kuning Kuah ASO, dengan waktu tempuh sekitar 12 menit.

Berdasarkan situs Museum Kalimantan Barat, di dalam Gedung Pameran Tetap terdapat berbagai koleksi museum baik yang asli, miniatur, maupun replika.

Di ruang bawah terbukanya, wisatawan dapat menemukan miniatur keraton, serta miniatur rumah dayak dan melayu.

Museum ini juga memiliki ruang keramik yang menyimpan aneka ragam keramik seperti piring, mangkuk, dan tempayan yang berasal dari Kalimantan Barat.

Beberapa fasilitas pelengkap dapat ditemukan di kawasan museum ini. Di antaranya adalah area parkir, taman bermain anak, musala, Dekranasda untuk pembelian suvenir, dan tempat makan.

Museum Kalimantan Barat buka dari hari Selasa-Minggu. Pada hari Selasa-Jumat, museum buka pada pukul 08.00-16.00 WIB. Sedangkan pada akhir pekan museum buka pada pukul 08.00-13.00 WIB.

Wisatawan cukup membayar tiket masuk seharga Rp 3.000 untuk umum dan Rp 2.000 untuk pelajar.

Baca juga: 3 Kuliner Wajib Santap saat Liburan ke Kalimantan Barat

Keraton Kadriah

Tampak depan Keraton Kadriah, Pontianak Tampak depan Keraton Kadriah, Pontianak

Keraton Kadriah adalah istana Kesultanan Pontianak yang dibangun pada tahun 1771.

Keraton ini dapat dikunjungi di Jalan Tanjung Ray 1, Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak. Jaraknya 4,6 km atau sekitar 11 menit dari Museum Kalimantan Barat.

Ciri khas bangunan istana ini adalah bangunannya yang berwarna kuning keemasan yang mencolok.

Bagian balairung istana menyimpan foto-foto Sultan Pontianak yang pernah berjaya pada masanya. Lengkap dengan lambang kesultanan, lampu hias, hingga singgasana untuk sultan dan permaisuri, dikutip dari Bappeda Kota Pontianak.

Selain itu, di bagian depan keraton terdapat meriam kuno buatan Portugis dan Perancis. Area Keraton Kadriah juga memiliki anjungan yang dulunya digunakan sultan untuk istirahat.

Selain melihat koleksi benda bersejarah, wisatawan juga dapat berburu foto di depan bangunan Keraton Kadriah.

Keraton Kadriah buka setiap hari pada pukul 10.00 -17.00 WIB.

Baca juga: Apa Itu Tradisi Makan Saprahan di Pontianak?

Katedral Santo Yoseph

Katedral Santo Yoseph, Pontianak Katedral Santo Yoseph, Pontianak

Paroki Santo Yoseph Katedral Pontianak adalah paroki dari Gereja Katolik Roma di pusat Keuskupan Agung Pontianak.

Katedral ini berlokasi di Jalan Pattimura Indah, Darat Sekip, Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak. Jaraknya dari Keraton Kadriah sekitar 4,7 km atau sekitar 10 menit.

Gereja ini dibangun dengan gaya arsitektur perpaduan Romawi dan Timur Tengah. Eksterior bangunan dihiasi dengan ornamen benuansa dayak, sedangkan interiornya didominasi nuansa khas Tionghoa dan gaya klasik Eropa.

Baca juga: Sejarah Gereja Katedral, Gereja Katolik Pertama di Batavia

Ketika memasukki gereja, wisatawan akan langsung melihat tiang-tiang yang tinggi dan lukisan kaca orang-orang kudus.

Wisatawan yang ingin melihat kemegahan gereja ini tidak dikenakan biaya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com