Pecinan Surabaya atau yang dikenal dengan Kya-kya Surabaya berlokasi di Jalan Kembang Jepun, Bongkaran, Kecamatan Pabean, Kota Surabaya. Kya-Kya berasal dari bahasa Hokkian yang berarti jalan-jalan.
Mengutip situs Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya, Kembang Jepun dulunya adalah kawasan bisnis utama dan pusat kota Surabaya.
Saat ini, kawasan ini tetap menjadi salah satu sentra bisnis, meskipun bukan yang utama di Kota Pahlawan. Kawasan ini terkenal sebagai pusat perdagangan grosir, yang kemudian dikenal sebagai central business district (CBD) I Kota Surabaya.
Pedagang etnis Tionghoa menjadi bagian dari perkembangan kawasan Kya-kya di Kembang Jepun ini. Beberapa fasilitas hiburan di masa lalu masih bisa dinikmati hingga saat ini, antara lain Restoran Kiet Wan Kie.
Baca juga: 3 Pilihan Jajanan Pinggiran di Pasar Pecinan MOI
Di Kya-kya berdiri Kelenteng Hok An King dan Rumah Abu Keluarga Han yang sudah menjadi cagar budaya. Seperti kebanyakan Pecinan lainnya, Kya-kya juga dihiasi bangunan dengan ornamen khas Tionghoa.
Pecinan di Medan juga dikenal dengan Kesawan Square. Kawasan ini merupakan tempat tertua di Kota Medan yang berada di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Medan, Kecamatan Medan Barat.
Mengutip TribunMedanWiki, Rabu (22/1/2020), seorang sejarawan Kota Medan Budi Agustono menjelaskan, Kesawan dahulunya menjadi pusat perdagangan di Kota Medan dan Sumatera Timur pada masa Kolonialisme.
Sebab, letaknya sangat strategis serta dekat ke jantung kota dan Pelabuhan Belawan. Peletak dasar pembangunan Kesawan adalah dua taipan keturunan Tionghoa Kolonial, yaitu Tjong Yong Hian, dan, Tjong A Fie.