Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO di Indonesia

Kompas.com - 24/02/2022, 16:02 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

7. Hutan Hujan Tropis Sumatera

Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera atau Tropical Rainforest Heritage of Sumatra adalah kawasan dari tiga taman nasional, yakni Gunung Leuser, Kerinci Seblat, dan Bukit Barisan Selatan.

Kawasan yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada 2004 ini merupakan salah satu kawasan konservasi terbesar di Asia Tenggara.

Menurut situs UNESCO, kawasan yang berlokasi di jajaran Bukit Barisan ini memiliki potensi terbesar untuk konservasi keanekaragaman hayati Sumatera jangka panjang, termasuk bagi banyak spesies yang terancam punah.

Diperkirakan terdapat sekitar 10.000 spesies tumbuhan di kawasan ini, termasuk 17 genus endemik.

Baca juga:

Ada pula 201 spesies mamalia dan sekitar 580 spesies burung, di mana 465 di antaranya adalah residen dan 21 adalah endemik.

Di antara spesies yang dilindungi di kawasan tersebut ada Orangutan Sumatera, Harimau Sumatera, badak, gajah, dan Beruang Madu Malaya.

8. Sistem Pengairan Subak, Bali

Subak adalah organisasi milik masyarakat petani di Bali yang khusus mengatur sistem pengairan atau irigasi sawah secara tradisional.

Luas area irigasinya mencapai sekitar 20.000 hektar dan berada dalam lima kabupaten, yaitu Kabupaten Badung, Bangli, Buleleng, Gianyar, dan Tabanan.

Pada 29 Juni 2012, pengajuan Subak sebagai Situs Warisan Dunia disetujui dan ditetapkan oleh UNESCO dalam sidang ke-36 Komite Warisan Dunia UNESCO di Saint Petersburg, Rusia.

Wisata sawah terasering Jatiluwih di Tabanan, Bali, salah satu persawahan yang merepresentasikan sistem Subak. Wisata sawah terasering Jatiluwih di Tabanan, Bali, salah satu persawahan yang merepresentasikan sistem Subak.

Dikutip Kompas.com dari situs Pemerintah Kabupaten Buleleng, keberadaan Subak merupakan manifestasi filosofi Tri Hita Karana."Tri" artinya tiga, "Hita" artinya kebahagiaan atau kesejahteraan, dan "Karana" artinya penyebab.

Sehingga, Tri Hita Karana dapat disimpulkan memiliki arti tiga penyebab terciptanya kebahagiaan dan kesejahteraan.

Penerapannya dalam sistem subak menjadi parahyangan (hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan), pawongan (hubungan harmonis antara manusia dengan sesama), dan pelemahan (hubungan harmonis antara manusia dengan alam dan lingkungan).

Baca juga:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com