Tradisi unik perayaan Hari Paskah dilakukan dengan acara menggelindingkan telur di halaman Gedung Putih.
Dilansir dari BBC oleh Kompas.com (12/4/2020), tradisi unik ini telah berlangsung sejak 1878 pada masa pemerintahan Presiden Rutherford B Hayes.
Acara tersebut dilaksanakan sehari setelah Minggu Paskah. Biasanya, istri presiden atau First Lady menjadi pihak yang bertanggung jawab untuk mengadakan acara ini.
Untuk merayakan Hari Paskah, anak-anak di Swedia berdandan seperti penyihir Paskah pada awal abad ke-19. Namun, berbeda dengan tampilan penyihir pada umumnya. Anak-anak tersebut justru tampil lucu.
Mengutip dari situs web Visit Sweden, anak-anak memakai syal di kepala mereka. Syal tersebut tampak mencolok dengan pakaian atau gaun warna-warni.
Tak hanya itu, mereka mewarnai pipinya dengan cat berwarna merah. Dalam beberapa dekade, tradisi itu menyebar ke seluruh negeri dan tetap populer hingga hari ini.
Baca juga: Asal Usul Telur Paskah dan Makna di Baliknya
Tradisi serupa ternyata juga berlangsung di Finlandia. Anak-anak mengenakan syal, mengecat wajah, dan membawa ranting hias, lukisan, dan gambar. Ranting hias, lukisan, dan gambar tersebut mereka tukar dengan camilan manis.
Masyarakat Spanyol juga turut merayakan Pekan Suci. Mengutip Standard.co.uk dalam Kompas.com (2/4/2021), perayaan berlangsung selama tujuh hari penuh di semenanjung Iberia.
Perayaan dimulai pada Minggu terakhir sebelum Pekan Suci dengan prosesi keagamaan hampir di setiap kota dan desa di seluruh negeri. Masyarakat Spanyol mengadakan berparade di jalan-jalan dengan kostum atau jubah berkerudung.
Parade dimeriahkan dengan kendaraan hias dan iringan musik. Tradisi tersebut menggambarkan adegan dalam Alkitab.
Baca juga: Mengenal Paseo del Prado dan Buen Retiro di Spanyol, Warisan Dunia UNESCO Terbaru
Tradisi tersebut paling sering digelar di Zamora, Valladolid, Sevilla, dan Granada. Selain parade, masyarakat Spanyol juga memiliki camilan khas Paksah, yakni torrija (mirip dengan roti panggang Perancis) dan pestinos.