Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Candi Prambanan, Erat dengan Sosok Rakai Pikatan

Kompas.com - 16/05/2022, 07:15 WIB
Ulfa Arieza ,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

 

Sosok Rakai Pikatan 

Lantas, siapakah sosok Rakai Pikatan yang disebutkan dalam prasasti siwagrha tersebut?

Masih dari sumber Kompas.com (03/03/2022), Rakai Pikatan adalah raja keenam Kerajaan Mataram Kuno yang memerintah sekitar tahun 840- 856 masehi. 

Baca juga: Rakai Pikatan, Raja Mataram Kuno yang Membangun Candi Prambanan

Rakai Pikatan menikah dengan seorang putri yang berbeda keyakinan dengannya, yaitu Pramodhawardhani. Pramodhawardhani adalah putri tunggal Raja Samaratungga yang ditetapkan sebagai penerus kerajaan. 

Apabila ditelisik lebih lanjut, Pramodhawardhani dan Rakai Pikatan sebenarnya berasal dari dua wangsa yang saling bersaing. 

Rakai Pikatan berasal dari wangsa Sanjaya yang beragama Hindu Siwa. Sedangkan Pramodhawardhani berasal dari wangsa Syailendra yang beragama Buddha Mahayana.

Baca juga: 4 Fakta Kawasan Candi Muaro Jambi yang Dikunjungi Jokowi

Wangsa Sanjaya pernah berkuasa di tanah Jawa, namun harus berakhir dan beralih ke wangsa Syailendra sekitar tahun 792 masehi.

Sebelum bersatunya Pramodhawardhani dan Rakai Pikatan, agama Buddha lebih dominan. Namun, siapa sangka setelah Pramodhawardhani bertahta dengan didampingi Rakai Pikatan, lambat laun sang suami justru lebih berpengaruh.

Bahkan, sejumlah ahli menduga pembangunan Candi Prambanan, sebagai candi Hindu terbesar dimaksudkan untuk menyaingi Candi Borobudur. 

Baca juga: Candi Prambanan Tawarkan Paket Pruputan, Bisa Olahraga Pagi di Area Candi

Panorama matahari terbenam di kompleks Candi Prambanan, Yogyakarta.SHUTTERSTOCK/REUBEN TEO Panorama matahari terbenam di kompleks Candi Prambanan, Yogyakarta.

Bangunan Candi Prambanan 

Mengutip situs pengelola Candi Prambanan PT Taman Wisata Candi (TWC), denah Candi Prambanan berbentuk persegi panjang. 

Kompleks candi terdiri dari satu halaman luar dan tiga pelataran, yaitu jaba (pelataran luar), tengahan (pelataran tengah), dan njeron (pelataran dalam). 

Baca juga: Resmi, Candi Prambanan dan Borobudur Jadi Tempat Peribadatan Dunia

Halaman luar merupakan area terbuka yang mengelilingi pelataran luar. 

Sementara itu, pelataran luar merupakan area kosong berbentuk bujur dengan luas 390 meter persegi. Pelataran ini dahulu dikelilingi oleh pagar batu yang kini sudah tinggal reruntuhan.

Kemudian, pelataran tengah berbentuk persegi panjang seluas 222 meter persegi. Pelataran tengah ini terdiri atas empat teras berundak dan memiliki 224 candi kecil. 

Namun, hampir semua candi di pelataran tengah tersebut saat ini dalam keadaan hancur, hanya menyisakan reruntuhan saja.

Terakhir, pelataran dalam yang merupakan pelataran paling tinggi letaknya serta dianggap sebagai tempat paling suci. Pelataran dalam ini diisi oleh candi-candi utama, yang terbagi menjadi dua barisan candi. 

Baca juga: Rute ke Candi Sambisari, Candi Bawah Permukaan Tanah di Yogyakarta

Barisan candi pertama adalah Candi Wisnu, Candi Syiwa, dan Candi Brahma. Candi Syiwa adalah candi tertinggi mencapai 47 meter, sedangkan Candi Brahma dan Candi Wisnu tingginya masing-masing 33 meter.

Barisan candi kedua disebut candi wahana yang berarti kendaraan. Sebab, masing-masing candi diberi nama sesuai dengan binatang yang merupakan tunggangan dewa yang namanya digunakan sebagai nama candi di barisan pertama.

Meliputi, Candi Garuda yang berhadapan dengan Candi Wisnu, Candi Nandi yang berhadapan dengan Candi Syiwa, dan Candi Angsa yang berhadapan dengan Candi Brahma. 

Baca juga: Rekomendasi 7 Coffee Shop di Yogyakarta, Bisa Lihat Candi Prambanan 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Travel Update
Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Jalan Jalan
Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com