KOMPAS.com – Menjajal trekking solo atau tanpa pendamping, terutama saat menjelajahi alam, dapat menjadi kegiatan yang penuh tantangan sekaligus menyenangkan bagi sebagian orang.
Kelebihan trekking sendirian adalah bisa menyusun rencana perjalanan tanpa ada campur tangan orang lain.
Terlebih akan ada banyak pengalaman baru yang bisa didapatkan, karena seseorang harus bisa menghadapi berbagai tantangan yang ditemui selama perjalanan secara mandiri.
Baca juga:
Meski terlihat seru, trekking sendiri tanpa adanya guide atau pemandu memiliki risiko tersendiri.
Oleh karena itu, guna meminimalisasi terjadinya hal buruk saat melakukan solo trekking tanpa guide, Kompas.com rangkum beberapa tipsnya.
Ketua Umum Gopala Valentara PMPA Fakultas Hukum (FH) Universitas Sebelas Maret (UNS), Toif Fadzoli, menyarankan agar memulai trekking pada pagi hari.
“Catatan penting kalau trekking solo lebih baik dilakukan pada pagi hari untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” jelas Toif kepada Kompas.com, Senin (24/5/2022).
Seandainya tiba-tiba terjadi hal buruk dalam perjalanan, tim penolong bisa dengan cepat datang, karena untuk menuju lokasi masih mudah dan hari juga masih terang.
Jika malam hari, pencarian akan lebih sulit dan berbahaya karena terhalang kegelapan dan hanya bisa mengandalkan senter dan cahaya bulan.
Baca juga: 5 Kafe Hits di Bangli Bali, Bisa Nikmati Pemandangan Gunung Batur
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.