Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 26/10/2022, 17:31 WIB

KOMPAS.com - Pernikahan menjadi momen yang sakral bagi kedua mempelai, keluarga, dan undangan. Pada momen tersebut, biasanya orangtua mempelai akan mengenakan batik bermotif truntum, khususnya bila acara mengusung adat Jawa.

Ternyata ada cerita di balik motif batik truntum ini yang selalu dikaitkan dengan Ratu Kencana dari Keraton Surakarta, loh!

Baca juga:

Nama truntum diambil dari kata dalam bahasa Jawa "taruntum" yang berarti tumbuh kembali atau bersemi kembali.

Motif batik truntum dibuat Kanjeng Ratu sebagai ekspresi cinta kepada Sang Raja yang telah mengabaikannya. 

Batik bergambar kuntum yang menyerupai bintang di langit ini punya sejarah yang panjang.

Baca juga: Motif Batik yang Boleh Dipakai dan yang Dilarang untuk Pernikahan

Pada zaman dahulu, sekitar abad ke-18, Ratu Kencana Beruk merasa diabaikan oleh Sunan Pakubuwono III Surakarta Hadiningrat (1749-1788). Hal ini karena pada masa itu, Sunan memiliki banyak istri.

"Kanjeng Ratu Beruk merasa sedih karena tidak dikunjungi setiap hari. Dia pun memandang bintang dan menjadikan itu sebagai motif batik," ujar Koordinator Museum Batik Indonesia, Archangela, saat ditemui Kompas.com, Jumat (21/10/2022).

Baca juga: 6 Aktivitas Seru di Museum Batik Indonesia, Membatik hingga Main Games

Motif batik truntum.Repro bidik layar via Indonesia Travel Motif batik truntum.

Sang Ratu kemudian melampiaskan kecemburuan dan kesedihannya melalui gambar bintang dan bunga tanjung di sehelai kain.

Melihat Ratu yang tengah membatik, hati Sunan tersentuh. Rasa kasih sayang dan cinta pun bersemi kembali di hatinya.

"Sunan merasa bahwa motif itu bagus dan seolah melambangkan cinta sang Ratu kepadanya, akhirnya cinta mereka bersemi kembali," imbuhnya.

Baca juga: Hari Batik Nasional, Yuk Kunjungi 5 Museum Batik di Indonesia

Batik truntum pun dikenal menyimbolkan cinta dan kasih sayang yang selalu bersemi.

Saat pernikahan adat Jawa, umumnya orangtua mempelai akan memakai batik motif ini untuk menuntun mempelai masuk ke kehidupan pernikahan yang baru.

"Jadi kalau bisa, buat orang yang mengerti, jangan pakai kain motif truntum saat menghadiri undangan pernikahan, karena kan bukan orangtua pengantin," tutup dia.

Baca juga: 3 Fakta Hari Batik Nasional 2 Oktober, Bermula Dari Pengakuan UNESCO

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+