Selain itu, pihaknya juga sudah mulai berkomunikasi dengan rumah sakit lainnya di Malang untuk mendukung terwujudnya kawasan Malang Medical Tourism.
Ia berpendapat, mewujudkan Malang Medical Tourism tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri dan harus ada kolaborasi dengan rumah sakit lain.
"Seperti contohnya di (RS) Lavalette kuat di onkologi, jadi mereka punya fasilitas sinar untuk mengobati mengenai kanker, nah ini semua harus terintegrasi agar Malang semakin kuat untuk menjadi destinasi Medical Tourism, walaupun memang belum semuanya siap," katanya.
Baca juga: Langkah Kemenparekraf Kembangkan Wisata Kesehatan di Indonesia
Komunikasi dengan pemerintah dikatakannya sudah dilakukan dan respons yang diterima positif. Tetapi, dia menyampaikan bahwa dukungan perlu didapatkan dari seluruh pemerintah daerah di Malang Raya.
"Kami sudah bicarakan, sebetulnya pemerintah di Malang sudah mencoba untuk mendorong adanya tourism datang, apalagi pasca-Covid, walaupun belum spesifik ke kesehatan atau Medical Tourism, kita sudah bicarakan dan mereka terbuka. Tapi tidak bisa hanya Malang (Kota dan Kabupaten) saja tapi juga Batu," jelasnya.
Baca juga: Influencer dan Konten Kreator Jadi Strategi Promosi Wisata Kesehatan
Meski begitu, diakuinya, perlu adanya pembenahan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit di Malang yang harus go international.
Menurutnya, ada beberapa permasalahan terkait kualitas pelayanan rumah sakit Indonesia pada umumnya.
"Kenapa orang kita pergi ke luar negeri, ternyata banyak masalah, kualitas dokter yang suka terlambat atau mungkin tidak terintegrasi, jadi semua hal ini menjadi komplikasi dari semua masalah di rumah sakit di Indonesia," katanya.
Baca juga: Wisatawan Indonesia Jadi Pasar Utama Wisata Kesehatan di Bali
Peran rumah sakit saat ini, tuturnya, tidak hanya untuk melayani pasien guna penyembuhan, tetapi juga berperan aktif dalam memberikan pelayanan yang lebih.
"Selain memberikan pelayanan medis yang komprehensif, rumah sakit juga harus mulai memberikan perhatian pada layanan yang lebih, mendorong orang untuk medical check-up dan hidup sehat," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.