Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/11/2022, 11:51 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Candi Prambanan merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia. Situs bersejarah ini terletak di Desa Karangasem, Kelurahan Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Kompleks candi berada di kawasan Taman Wisata Candi Prambanan yang luasnya hampir 80 hektar, seperti dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). 

Baca juga: Sejarah Candi Prambanan dari Pendirian hingga Jadi Situs Warisan Dunia

Pada bangunan Candi Prambanan terdapat relief yang menceritakan epos Hindu, yaitu Ramayana dan Krishnayana. 

Mengutip situs Kemendikbud, relief tersebut terukir pada tiga bangunan candi yang berada di pelataran dalam atau pelataran utama, yaitu Candi Wisnu, Candi Syiwa, dan Candi Brahma. Relief tersebut terukir pada dinding sebelah dalam pagar, sepanjang lorong yang mengelilingi tiga candi utama. 

Relief ini dibaca dari kanan ke kiri, searah gerakan jarum jam mengitari candi. Hal ini sesuai dengan ritual pradaksina, yaitu ritual mengelilingi bangunan suci searah jarum jam oleh peziarah.

Baca juga: 7 Hotel Dekat Candi Prambanan, Mulai Rp 100.000-an

Ilustrasi Candi Prambanan.SHUTTERSTOCK/WINDU_DOLAN Ilustrasi Candi Prambanan.

Makna relief Candi Prambanan 

Berikut makna relief Candi Prambanan seperti dirangkum oleh Kompas.com. Relief yang menceritakan kisah Ramayana dan Krishnayana tersebut, bersambung pada masing-masing candi utama. 

1. Candi Syiwa 

Candi Syiwa merupakan candi utama yang berada di tengah, seperti dikutip dari laman Perpustakaan Nasional. 

Pada saat ditemukan, Candi Syiwa berada dalam kondisi rusak berat. Pemugarannya memakan waktu yang cukup lama, mulai 1918 hingga 1953. 

Dalam candi ini terdapat Arca Syiwa, sehingga dinamakan Candi Syiwa. Selain itu, candi ini juga dikenal sebagai Candi Rara Jonggrang, karena dalam salah satu ruangannya terdapat Arca Durga Mahisasuramardani, yang sering disebut sebagai Arca Rara Jonggrang.

Baca juga: Jangan Keliru, Ini Beda Sejarah dan Legenda Candi Prambanan

Foto dirilis Rabu (22/7/2020), memperlihatkan petugas Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY menyemprotkan cairan disinfektan di batuan Candi Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta. Pihak pengelola dan penyedia jasa wisata di Yogyakarta mencoba kembali bangkit dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat dan melakukan simulasi untuk membiasakan tatanan era adaptasi kebiasaan baru.ANTARA FOTO/HENDRA NURDIYANSYAH Foto dirilis Rabu (22/7/2020), memperlihatkan petugas Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY menyemprotkan cairan disinfektan di batuan Candi Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta. Pihak pengelola dan penyedia jasa wisata di Yogyakarta mencoba kembali bangkit dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat dan melakukan simulasi untuk membiasakan tatanan era adaptasi kebiasaan baru.

Pada Candi Syiwa terdapat selasar selebar sekitar satu meter yang mengelilingi tubuh candi. Selasar ini dilengkapi dengan pagar atau langkan, sehingga bentuknya mirip sebuah lorong tanpa atap. 

Lorong ini berbelok-belok, sehingga membagi dinding candi menjadi enam bagian. Sepanjang dinding candi dihiasi pahatan Arca Lokapala. Lokapala, yakni dewa-dewa penjaga arah mata angin, seperti Dewa Bayu, Indra, Baruna, Agni, dan Yama.

Baca juga: Sejarah Candi Prambanan, Erat dengan Sosok Rakai Pikatan

Sementara, sepanjang sisi dalam dinding terpahat relief Ramayana. Cerita Ramayana ini dipahatkan searah jarum jam. 

Relief Ramayana dimulai dari kisan Wisnu yang diminta turun ke bumi oleh para raja, guna mengatasi kekacuan yang ditimbulkan oleh Rahwana. 

Relief Ramayana pada Candi Syiwa diakhiri dengan adegan selesainya pembangunan jembatan melintasi samudera menuju Negara Alengka. Adapun kelanjutan cerita Ramayana terdapat pada dinding dalam Candi Brahma. 

Baca juga: Resmi, Candi Prambanan dan Borobudur Jadi Tempat Peribadatan Dunia

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com