Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna Hari Raya Galungan dan Sejarahnya

Kompas.com - 03/01/2023, 22:45 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com -  Umat Hindu akan merayakan Hari Raya Galungan pada esok, Rabu (4/1/2023). Hari Raya Galungan diperingati setiap enam bulan sekali atau 210 hari sekali berdasarkan Kalender Saka Bali, tepatnya pada Rabu kliwon wuku dungulan.

Seperti hari suci umat Hindu lainnya, Hari Raya Galungan memiliki makna tersendiri yang berkaitan dengan kehidupan manusia. 

Baca juga: 20 Ucapan Hari Suci Galungan dalam Bahasa Indonesia dan Bali 

Baca juga: Apa Itu Hari Raya Galungan dan Kuningan? Simak Bedanya 

Apa makna Hari Raya Galungan

Ketua Paruman Walaka Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, I Gusti Ngurah Sudiana menjelaskan Hari Raya Galungan adalah simbol kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (keburukan).

“Hari Raya Galungan dirayakan sebagai simbol kemenangan dharma atas adharma, atau kebenaran menang melawan tidak benar,” terangnya kepada Kompas.com, Selasa (3/1/2023).

Baca juga: Kapan Hari Raya Galungan dan Kuningan 2023? 

Umat Hindu bersembahyang saat Hari Raya Galungan di Pura Aditya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (14/4/2021). Hari raya Galungan merupakan Hari Raya Suci Agama Hindu yang jatuh setiap 6 bulan sekali, persembahyangan hari raya galungan disalah satu pura terbesar di Jakarta ini tetap berjalan dengan khidmat dengan protokol kesehatan yang ketat.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Umat Hindu bersembahyang saat Hari Raya Galungan di Pura Aditya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (14/4/2021). Hari raya Galungan merupakan Hari Raya Suci Agama Hindu yang jatuh setiap 6 bulan sekali, persembahyangan hari raya galungan disalah satu pura terbesar di Jakarta ini tetap berjalan dengan khidmat dengan protokol kesehatan yang ketat.

Ia mengatakan makna Hari Raya Galungan adalah kemenangan umat manusia dalam mengendalikan dirinya. Adapun, simbol kemenangan dan kemakmuran dilambangkan dengan penjor, sebagai wujud rasa syukur dan persembahan kepada bhatara.

Makna Galungan sejatinya umat manusia bisa menang dalam mengendalikan sepuluh indera atau dasa indera yang ada dalam dirinya,” imbuh I Gusti Ngurah Sudiana.

Baca juga: 4 Januari 2023 Hari Raya Galungan, Apakah Libur Nasional?

Umat Hindu bersembahyang saat Hari Raya Galungan di Pura Aditya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (14/4/2021). Hari raya Galungan merupakan Hari Raya Suci Agama Hindu yang jatuh setiap 6 bulan sekali, persembahyangan hari raya galungan disalah satu pura terbesar di Jakarta ini tetap berjalan dengan khidmat dengan protokol kesehatan yang ketat.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Umat Hindu bersembahyang saat Hari Raya Galungan di Pura Aditya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (14/4/2021). Hari raya Galungan merupakan Hari Raya Suci Agama Hindu yang jatuh setiap 6 bulan sekali, persembahyangan hari raya galungan disalah satu pura terbesar di Jakarta ini tetap berjalan dengan khidmat dengan protokol kesehatan yang ketat.

Mengutip laman PHDI, galungan berasal dari kata galung, artinya perang atau pertarungan. Sementara, Hari Raya Galungan jatuh pada wuku dungulan, yang berarti menang.

Jadi galungan dan dungulan adalah perang serta menangnya manusia dari godaan para bhuta tiga atau kala tiga.

Pertarungan melawan bhuta tiga tersebut dimulai dari Minggu dungulan sampai Selasa dungulan. Kemudian, puncak kemenangannya diperingati pada Rabu dungulan yakni Hari Raya Galungan.

Baca juga: Hari Suci Galungan, Ada Tradisi Ngejot yang Sarat Makna

Tentunya, manusia tidak melawan bhuta atau kala dalam makna sebenarnya. Adapun, perwujudan bhuta atau kala tersebut adalah hawa nafsu manusia.

“Jadi makna Galungan adalah warning, peringatan agar manusia eling (ingat) serta mampu mengendalikan dirinya dari  belenggu nafsu jahat, egois serta sifat-sifat negatif lainnya,” tulis PHDI dalam situs resminya.

Umat Hindu bersembahyang saat Hari Raya Galungan di Pura Aditya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (14/4/2021). Hari raya Galungan merupakan Hari Raya Suci Agama Hindu yang jatuh setiap 6 bulan sekali, persembahyangan hari raya galungan disalah satu pura terbesar di Jakarta ini tetap berjalan dengan khidmat dengan protokol kesehatan yang ketat.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Umat Hindu bersembahyang saat Hari Raya Galungan di Pura Aditya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (14/4/2021). Hari raya Galungan merupakan Hari Raya Suci Agama Hindu yang jatuh setiap 6 bulan sekali, persembahyangan hari raya galungan disalah satu pura terbesar di Jakarta ini tetap berjalan dengan khidmat dengan protokol kesehatan yang ketat.

Sejarah Hari Raya Galungan

Menurut lontar Purana Bali Dwipa, Hari Raya Galungan pertama kali dirayakan pada 882 masehi atau tahun 804 saka, seperti dikutip dari laman Pemerintah Kabupaten Buleleng.

Lontar adalah kitab pedoman yang disucikan oleh umat Hindu. Pada Lontar Purana Bali Dwipa disebutkan bahwa upacara Hari Raya Galungan pertama adalah pada Rabu kliwon, duku dungulan bulan keempat tanggal 15 tahun 804 Saka.

Baca juga: 5 Fakta Galungan, Bisa Datangkan Musibah jika Tak Dirayakan

Umat Hindu melaksanakan perayaan Hari Raya Galungan yang berlangsung di Pura Agung Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (14/4/2021).KOMPAS.com / AJI YK PUTRA Umat Hindu melaksanakan perayaan Hari Raya Galungan yang berlangsung di Pura Agung Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (14/4/2021).

Berdasarkan informasi dari Kompas.com (8/6/2022), perayaan Hari Raya Galungan sempat berhenti selama bertahun-tahun. Selama Galungan ditiadakan, raja yang saat itu berkuasa di Bali banyak yang meninggal di usia muda dan Pulau Bali kerap terkena bencana.

Akhirnya, Hari Raya Galungan kembali diperingati pada masa kekuasaan Raja Sri Jayakasunu. Sebelumnya, Raja Jayakasunu bersemedi mencari penyebab terjadinya bencana di Bali.

Konon, Raja Sri Jayakasunu mendapat bisikan yang dipercaya berasal dari Dewi Durga, bahwa segala hal buruk yang terjadi di Pulau Dewata disebabkan rakyat Bali tidak lagi memperingati Galungan.

Baca juga: Rangkaian Kegiatan Hari Suci Galungan yang Penuh Makna

Oleh sebab itu, Raja Jayakasunu pun memerintahkan rakyatnya untuk kembali merayakan Hari Raya Galungan, hingga terus berlanjut sampai sekarang. 

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com