Sesuai namanya, Konservasi Penyu Kali Ratu bertujuan untuk pelestarian dan perlindungan aneka ragam penyu di pantai sekitar.
Namun, lebih daripada itu, wisatawan bisa juga melakukan kegiatan kebudayaan, aktivitas alam, dan mempelajari hewan lain selain penyu.
Beberapa alternatif kegiatan sudah disiapkan oleh karang taruna setempat di bawah pokdarwis (kelompok sadar wisata).
“Mulai dari aktivitas budaya, mencari telur penyu, memberi makan penyu, memandu pelepasan penyu, susur sungai, dan melestarikan budaya panahan tradisional jamparingan,” terang pemandu wisata Konservasi Penyu Kali Ratu bernama Edi.
Ia mengatakan, untuk kunjungan biasa dengan paket wisata berdurasi 30-40 menit dikenakan harga tiket masuk (HTM) mulai Rp 5.000 per orang.
Baca juga: Jelajah Goa Jatijajar yang Eksotis di Kebumen, Jawa Tengah
“Kami punya tiga jenis paket wisata yang ditawarkan,” kata dia.
Pertama, kunjungan biasa yaitu mengikuti tur berpemandu di area tersebut, dengan biaya mulai Rp 5.000. Alurnya mulai dari mendapat informasi seputar penyu, menyentuh penyu secara langsung, melihat tempat penetasan, belajar budidaya lebah klanceng, dan bermain panahan tradisional.
Paket kedua, kunjungan biasa disertai susur sungai dan pelepasan tukik (anak penyu) ke laut. Untuk susur sungai ada biaya tambahan Rp 10.000 dan Rp 50.000 untuk pelepasan tukik.
Paket ketiga, kegiatan ronda mencari telur penyu yang dilakukan pada malam hari. Biayanya mulai Rp 150.000 per orang dengan minimal 10 peserta.
Baca juga: Mudik Lewat Kebumen, Yuk Mampir ke Destinasi Wisata di Gombong
Konservasi Penyu Kali Ratu menyediakan fasilitas yang cukup lengkap, selain ruangan-ruangan yang berfungsi untuk pemberian materi dan tempat menyentuh penyu.
Wisatawan pun bisa beristirahat di tempat ini karena terdapat mushala yang cukup besar, toilet yang bersih, serta selasar dan pendopo untuk tempat duduk-duduk santai.
Baca juga: Jelajah Pantai Menganti di Kebumen, New Zealand-nya Indonesia
Angin sejuk berembus di ruangan yang ada di area konservasi. Oleh karena itu, saat si kecil bermain dengan penyu, orangtua atau wali yang mendampingi bisa sekaligus beristirahat.
Sayangnya, tempat ini belum menyediakan warung atau tempat jajanan di sekitarnya.
“Yang belum ada memang warung atau tempat makan. Agak susah di sini mungkin karena lebih ke wisata edukasi jadi memang enggak ramai yang jualan,” pungkas Edi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.