Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Benteng Pendem Cilacap, Bangunannya Dikubur di Dalam Tanah

Kompas.com - 05/05/2023, 17:31 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Benteng Pendem Cilacap saat ini

Sejak berdiri, Benteng Pendem digunakan oleh tentara Belanda sampai 1942, setelah itu dikuasai oleh Jepang sampai 1945.

Seiring berakhirnya penjajahan Jepang di Indonesia, Benteng Pendem diambil alih oleh TNI sampai tahun 1965, dan sempat terbengkalai. 

Baca juga: 15 Wisata Cilacap Instagramable yang Wajib Dikunjungi 

Namun, pada tahun 1986, Benteng Pendem mulai dikelola kembali hingga kini menjadi salah satu daya tarik wisata di Kabupaten Cilacap.

"Tahun 1986, Pemda Cilacap bekerja sama dengan pihak ketiga, mulai digali. Ketemu yang tadinya tidak kelihatan bentengnya jadi terlihat. Lalu, 1987 secara resmi benteng ini dibuka untuk daya tarik wisata," tutur Aris. 

Adapun saat ini jumlah bangunan yang ada total mencapai 102 bangunan. Namun menurut beberapa penelitian, jumlah ini baru 60-70 persen dari keseluruhan bagian yang digali.

Baca juga: 11 Tahun Tutup, Stasiun Jeruklegi Cilacap Aktif Lagi 1 Maret 2023

Sementara itu, keunikan bangunan adalah karena masih sangat kokoh, meski tidak menggunakan bahan dasar besi. 

"Material bangunan banyak menggunakan batu bata merah, batu kapur, batu putih, batu candi (andesit), timah, dan sedikit menggunakan besi. Karena benteng ini ciri khas bangunan Belanda, yaitu tidak banyak menggunakan besi," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com