KOMPAS.com - Salah satu tempat wisata unggulan di Cilacap yang sering dikunjungi orang adalah Benteng Pendem.
Tidak hanya lokasinya yang strategis karena tidak jauh dari pusat kota dan dekat dengan kawasan wisata pantai Teluk Penyu. Nama unik dan sejarah di balik Benteng Pendem jadi daya tarik tersendiri.
Baca juga: Pengalaman ke Benteng Pendem Cilacap, Lihat Bangunan Unik Peninggalan Belanda
Jika penasaran dengan sejarah dan asal usul nama Benteng Pendem Cilacap, berikut Kompas.com rangkum informasinya.
Berikut ini adalah sejarah seputar Benteng Pendem Cilacap:
Pengelola Benteng Pendem Cilacap bernama Aris mengatakan, benteng ini merupakan benteng peninggalan tentara belanda yang dulu dibangun secara bertahap sejak 1861 sampai dengan 1879.
"Benteng ini digunakan sebagai benteng pertahanan oleh pemerintah Belanda, dibangun di atas tanah seluas 10,5 hektar," kata Aris kepada Kompas.com, Rabu (3/5/2023).
Awalnya, benteng bernama asli Kustbatterij Op De Landtong Te Tjilatjap, yang berarti suatu bangunan benteng yang menjorok ke arah laut di Cilacap.
Baca juga: 5 Aktivitas di Benteng Pendem Cilacap, Wisata Sejarah sampai Lihat Rusa
Penamaan tersebut menunjukkan letak Benteng Pendem yang berada di kawasan Teluk Penyu Cilacap. Lokasi ini sangat strategis karena dikelilingi laut.
"Sebelah timur, barat, serta selatan benteng dikelilingi oleh laut," imbuhnya.
Seperti diketahui, tidak ada peperangan besar-besaran yang terjadi di Cilacap pada masa penjajahan yang tertulis dalam sejarah.
Kendati demikian, Belanda tetap membangun benteng pertahanan yang pada saat itu sangat megah dan kokoh hingga kini.
Baca juga:
Menurut Aris, meski tidak menghadapi perang dahsyat, Belanda membangun benteng karena lokasinya yang sangat strategis, yaitu di pelabuhan besar.
"Belanda masuk ke pulau Jawa, khususnya di Cilacap, aksesnya melalui pelabuhan. Jadi untuk melindungi transportasi pelabuhannya, dibuat benteng yang kuat karena akses keluar masuk melalui pelabuhan," kata dia.
Aris melanjutkan, sempat ada beberapa perang kecil saat peralihan dari Belanda ke Jepang, kembali ke Belanda, dan terakhir dikuasai oleh tentara Indonesia.
Aris mengungkapkan, nama pendem tidak asal diberikan. Ternyata, benteng ini dulunya memang ditimbun oleh tanah agar tidak terlihat jejaknya. Adapun pendem adalah kata dalam bahasa Jawa yang berarti kubur atau timbun.
"Kenapa dinamkan Benteng Pendem, karena bentengnya ditimbun tanah atau bahasa lokalnya pendem itu timbun. Maka dengan mudah masyarakat Cilacap mengatakan Benteng Pendem," tutur dia.
Adapun ketebalan tanah yang sengaja digunakan untuk menimbun benteng sudah diatur, yaitu setebal 3,5 meter.
Baca juga: 7 Tempat Wisata Murah Meriah di Cilacap, Bisa Singgah Saat Mudik
Hal ini, disampaikan Aris, bertujuan untuk menghilangkan jejak agar tidak mudah diketahui musuh. Selain itu, agar benteng lebih kuat menghadapi serangan apa pun.
"Karena ketebalan tanah 3,5 meter, jadi bahan peledak yang disasarkan ke bangunan akan kena tanahnya dulu. Bangunannya pun rata-rata ketebalan di atas 60 cm, paling lebar sampai 4 meter," terang Aris.
Pada saat masih diduduki tentara Belanda, rupanya benteng memang sudah ditimbun oleh tanah, meski tidak sepenuhnya. Sehingga, pintu-pintu dan jendela masih terlihat.
Baca juga: 25 Wisata Cilacap Lengkap, Ada Pantai hingga Air Terjun
Namun, kata dia, saat Belanda ingin meninggalkan benteng tersebut, mereka sengaja menutup semua akses ke benteng dengan tanah timbunan.
"Jadi yang tadinya kelihatan benteng, itu ditutup rapat semuanya. Dalam rangka supaya mungkin tidak ketauan jejaknya atau tidak diduduki orang lain. Bangunannya ditutup total sama tanah, termasuk ruangannya diisi tanah," ujar dia.
Sejak berdiri, Benteng Pendem digunakan oleh tentara Belanda sampai 1942, setelah itu dikuasai oleh Jepang sampai 1945.
Seiring berakhirnya penjajahan Jepang di Indonesia, Benteng Pendem diambil alih oleh TNI sampai tahun 1965, dan sempat terbengkalai.
Baca juga: 15 Wisata Cilacap Instagramable yang Wajib Dikunjungi
Namun, pada tahun 1986, Benteng Pendem mulai dikelola kembali hingga kini menjadi salah satu daya tarik wisata di Kabupaten Cilacap.
"Tahun 1986, Pemda Cilacap bekerja sama dengan pihak ketiga, mulai digali. Ketemu yang tadinya tidak kelihatan bentengnya jadi terlihat. Lalu, 1987 secara resmi benteng ini dibuka untuk daya tarik wisata," tutur Aris.
Adapun saat ini jumlah bangunan yang ada total mencapai 102 bangunan. Namun menurut beberapa penelitian, jumlah ini baru 60-70 persen dari keseluruhan bagian yang digali.
Baca juga: 11 Tahun Tutup, Stasiun Jeruklegi Cilacap Aktif Lagi 1 Maret 2023
Sementara itu, keunikan bangunan adalah karena masih sangat kokoh, meski tidak menggunakan bahan dasar besi.
"Material bangunan banyak menggunakan batu bata merah, batu kapur, batu putih, batu candi (andesit), timah, dan sedikit menggunakan besi. Karena benteng ini ciri khas bangunan Belanda, yaitu tidak banyak menggunakan besi," pungkas dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.