Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Benteng Pendem Cilacap, Bangunannya Dikubur di Dalam Tanah

Kompas.com - 05/05/2023, 17:31 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Kenapa disebut Benteng Pendem?

Aris mengungkapkan, nama pendem tidak asal diberikan. Ternyata, benteng ini dulunya memang ditimbun oleh tanah agar tidak terlihat jejaknya. Adapun pendem adalah kata dalam bahasa Jawa yang berarti kubur atau timbun.

"Kenapa dinamkan Benteng Pendem, karena bentengnya ditimbun tanah atau bahasa lokalnya pendem itu timbun. Maka dengan mudah masyarakat Cilacap mengatakan Benteng Pendem," tutur dia.

Adapun ketebalan tanah yang sengaja digunakan untuk menimbun benteng sudah diatur, yaitu setebal 3,5 meter. 

Baca juga: 7 Tempat Wisata Murah Meriah di Cilacap, Bisa Singgah Saat Mudik

Hal ini, disampaikan Aris, bertujuan untuk menghilangkan jejak agar tidak mudah diketahui musuh. Selain itu, agar benteng lebih kuat menghadapi serangan apa pun.

"Karena ketebalan tanah 3,5 meter, jadi bahan peledak yang disasarkan ke bangunan akan kena tanahnya dulu. Bangunannya pun rata-rata ketebalan di atas 60 cm, paling lebar sampai 4 meter," terang Aris.

Struktur bangunan Benteng Pendem Cilacap yang masih sangat kokoh. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Struktur bangunan Benteng Pendem Cilacap yang masih sangat kokoh.

Pada saat masih diduduki tentara Belanda, rupanya benteng memang sudah ditimbun oleh tanah, meski tidak sepenuhnya. Sehingga, pintu-pintu dan jendela masih terlihat. 

Baca juga: 25 Wisata Cilacap Lengkap, Ada Pantai hingga Air Terjun 

Namun, kata dia, saat Belanda ingin meninggalkan benteng tersebut, mereka sengaja menutup semua akses ke benteng dengan tanah timbunan. 

"Jadi yang tadinya kelihatan benteng, itu ditutup rapat semuanya. Dalam rangka supaya mungkin tidak ketauan jejaknya atau tidak diduduki orang lain. Bangunannya ditutup total sama tanah, termasuk ruangannya diisi tanah," ujar dia. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com