Dinar berpesan agar pendaki pemula bisa melakukan riset mendalam, alias mengenali medan yang akan didaki.
"Karena tiap daerah itu kan beda kepercayaan, beda aturan, beda norma. Ini percaya atau enggak, aturan setempat tetap harus kita hormati, karena kita tamu di sana," ujar Dinar.
Baca juga: Harga Tiket Terbaru Pendakian Gunung Prau via Dieng Tahun 2023
Jika dipaksakan atau kurang memerhatikan ketentuan dan aturan setempat, tentu akan menjadi bumerang dan beresiko untuk diri sendiri maupun orang lain.
Bagi pemula, Dinar menyarankan untuk mencoba buat mendaki gunung yang tidak terlalu tinggi dahulu.
"Coba bukit-bukit dulu, deh. Lebih kepada adaptasi badan kita ya, kan kita (dari) diam terus ke gerak, pasti kaget enggak sih? Nah kita coba (dulu yang mudah). Kalau misalnya oh ternyata aku sanggup dan kuat nih naik bukit ini, baru mulai coba lagi," terang dia.
Baca juga: Desa Wisata Labuhan Lombok, Punya Lokasi Lihat Panorama Gunung Rinjani
Adapun Ayu merekomendasikan bagi yang ingin merasakan suasana naik gunung namun medannya tidak terlalu sulit dan jalurnya tidak sangat terjal, bisa naik ke Gunung Prau di Jawa Tengah.
"Prau bisa ya, atau Gunung Papandayan juga di Jawa Barat," kata dia.
Ayu menyampaikan, pendaki pemula sangat dianjurkan berangkat dengan peralatan dan perlengkapan pribadi, jangan meminjam dari orang lain.
"Kalau misalnya minjam, kalau itu rusak harus ganti nih, sama aja kaya beli baru kan. Dan kalau kita beli baru, kita bisa menyesuaikan kenyamanan kita, ukuran kaki, baju, segala macam, jadi menurutku itu penting banget," kata Ayu.
Baca juga: Harga Tiket Pendakian Gunung Andong via Gogik Terkini
Selain bisa menyesuaikan dengan diri sendiri, perlengkapan outdoor pribadi seperti sleeping bag, jaket, hingga tenda milik pribadi tentunya akan bisa dipakai untuk seterusnya sehingga bisa lebih dijaga.
Persiapan maksimal sebelum mendaki gunung meliputi peralatan, perlengkapan, mental, dan fisik. Tidak bisa setengah-setengah, ungkap keduanya.
Salah satu yang perlu diperhatikan, kata mereka, adalah perbekalan. Dinar dan Ayu mengaku sering membawa nasi bungkus yang lauknya dipisah sebagai bekal saat naik gunung.
"Bawa nasi bungkus, lauknya dipisah. Suhu di gunung kan tinggi dan bener-bener dingin, nah makanan itu enggak basi. Jadi bawa makanan yang bisa diangetin lagi, rendang, tempe kering, sama nasi tinggal dipanasin," ujar dia.
Baca juga: 14 Syarat Pendakian Gunung Kerinci 2023, Bawa Kartu Identitas
Senada, Dinar mengatakan alternatif lainnya bisa membawa makanan kemasan instan. Namun, sebisa mungkin hindari kemasan plastik yang berpotensi menjadi sampah.
Lalu, bagaimana dengan bekal mi instan? Menurut keduanya, tidak masalah jika membawa mi untuk naik gunung, namun hanya sebagai camilan tambahan.
Sebab, protein dan nilai gizinya dinilai kurang memberikan tenaga.
"Kalau mi kami masih bawa, tapi kayak tambahan saja, jadi camilan di samping nasi bukan makanan utama," kata Ayu.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya