Semua baterai laptop terbuat dari bahan lithium-ion yang mudah terbakar.
Otoritas Penerbangan Amerika Serikat (FAA) telah merilis peringatan soal potensi baterai laptop yang terlalu panas apabila disimpan di bagian kargo pesawat.
Dengan demikian, perangkat elektronik dengan baterai tersebut pun diimbau untuk dibawa di tas (carry-on baggage), bukan di bagasi.
Baca juga: Apakah Boleh Membawa Cairan di Bagasi Pesawat? Simak Aturannya
Selain itu, dilansir dari laman resmi FAA, ada proses yang disebut thermal runaway. Proses ini dapat terjadi mendadak akibat sejumlah faktor, antara lain baterai yang rusak, terkena air, daya terlalu penuh (overcharged), atau disimpan secara sembarangan.
"Awak kabin telah dilatih untuk mengenali dan merespons kebakaran yang disebabkan oleh baterai lithium di kabin. Penumpang sebaiknya segera memberitahu awak kabin bila baterai lithium atau alat elektronik mereka terasa terlalu panas, mengembang, atau berasap," bunyi keterangan dari laman resmi FAA.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.