Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laptop Harus Dikeluarkan dari Tas Saat Pemeriksaan di Bandara, Ini Alasannya

Kompas.com - 07/08/2023, 08:37 WIB
Ni Nyoman Wira Widyanti

Penulis

KOMPAS.com - Sebelum Tragedi 9/11 pada 11 September 2001, calon penumpang pesawat masih bisa melewati pemeriksaan x-ray di bandara meskipun mereka membawa pisau, cairan, atau beragam alat elektronik.

Kendati demikian, usai terjadinya tragedi yang menewaskan lebih dari 3.000 orang di Amerika Serikat ini, aturan pemeriksaan di bandara pun diperketat.

Baca juga:

Pengetatan tersebut, dikutip dari Simple Flying, Senin (7/8/2023), salah satunya berupa keharusan pelaku perjalanan untuk mengeluarkan laptop dari tas saat melewati pemeriksaan x-ray di bandara.

Selain laptop, ada juga bandara yang mewajibkan pelaku perjalanan untuk melepas sepatu dan sabuk, serta mengeluarkan ponsel, cairan, dan barang-barang lainnya yang kemungkinan bisa digunakan sebagai bagian dari peledak rakitan.

Kenapa laptop dikeluarkan saat pemeriksaan di bandara?

Baterai laptop sulit ditembus mesin x-ray

Ilustrasi laptop dan kamera yang akan dibawa saat bepergian.Dok. Unsplash/Anete Lūsiņa Ilustrasi laptop dan kamera yang akan dibawa saat bepergian.

Dikutip dari ABC News, baterai laptop dinilai terlalu padat untuk ditembus secara efektif oleh mesin x-ray, khususnya bila mesin tersebut sudah tua. 

Bila laptop masih berada di dalam tas, petugas pemeriksaan di bandara akan kesulitan memindai foto tasmu guna menentukan apakah ada ancaman keamanan atau tidak.

Selain itu, memeriksa satu-persatu tas pelaku perjalanan yang membawa laptop secara manual akan memakan waktu pula.

Baca juga:

Maka dari itu, pelaku perjalanan diwajibkan mengeluarkan laptop mereka dari tas sejak awal agar petugas pemeriksaan bisa memindai alat tersebut dan perangkat internalnya.

Akan tetapi, seiring dengan berkembangnya teknologi, sejumlah bandara sudah memasang mesin pemeriksaan baru yang bisa memindai tasmu dari berbagai sisi sehingga kamu tidak perlu lagi mengeluarkan laptop dari tas.

Beberapa bandara tersebut, antara lain Bandara Schiphol Amsterdam, Bandara London City, dan Bandara Rome Fiumicino.

Baca juga: Bandara di Inggris Hapus Aturan Batas Cairan 100 Mililiter ke Pesawat

Dikhawatirkan bisa terbakar

Salah seorang calon penumpang memasukan barang bawaannya ke mesin X-Ray saat hendak melakukan chek in. Nantinya calon penumpang yang melalui Bandara Internasional Hang Nadim Batam tidak perlu lagi repot-repot seperti hal diatas, pasalnya Hang Nadim memberikan layanan City Drop Baggage, sehingga calon penumpang bisa langsung naik keruang tunggu.KOMPAS.com/Hadi Maulana Salah seorang calon penumpang memasukan barang bawaannya ke mesin X-Ray saat hendak melakukan chek in. Nantinya calon penumpang yang melalui Bandara Internasional Hang Nadim Batam tidak perlu lagi repot-repot seperti hal diatas, pasalnya Hang Nadim memberikan layanan City Drop Baggage, sehingga calon penumpang bisa langsung naik keruang tunggu.

Semua baterai laptop terbuat dari bahan lithium-ion yang mudah terbakar.

Otoritas Penerbangan Amerika Serikat (FAA) telah merilis peringatan soal potensi baterai laptop yang terlalu panas apabila disimpan di bagian kargo pesawat.

Dengan demikian, perangkat elektronik dengan baterai tersebut pun diimbau untuk dibawa di tas (carry-on baggage), bukan di bagasi.

Baca juga: Apakah Boleh Membawa Cairan di Bagasi Pesawat? Simak Aturannya 

Selain itu, dilansir dari laman resmi FAA, ada proses yang disebut thermal runaway. Proses ini dapat terjadi mendadak akibat sejumlah faktor, antara lain baterai yang rusak, terkena air, daya terlalu penuh (overcharged), atau disimpan secara sembarangan.

"Awak kabin telah dilatih untuk mengenali dan merespons kebakaran yang disebabkan oleh baterai lithium di kabin. Penumpang sebaiknya segera memberitahu awak kabin bila baterai lithium atau alat elektronik mereka terasa terlalu panas, mengembang, atau berasap," bunyi keterangan dari laman resmi FAA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com