Akan tetapi, banyak yang belum menyadari sulitnya mendaki Gunung Fuji, apalagi kadar oksigen di puncak akan menipis dan cuaca bisa berubah dengan cepat.
"Rasanya hampir seperti musim dingin di atas sana, sangat dingin," kata salah seorang pendaki Gunung Fuji asal Malaysia, Rasyidah Hanan, dikutip dari AFP.
Hanan menyarankan adanya proses penyaringan pendaki karena beberapa dari mereka terlihat belum siap mendaki gunung tersebut.
"Mereka (pendaki yang belum siap) memakai pakaian yang sangat tipis, beberapa dari mereka terlihat sakit," tuturnya.
Sementara itu, Izumi menyampaikan bahwa banyaknya pendaki menambah risiko kecelakaan. Beberapa pendaki yang melakukan pendakian pada malam hari terkena hipotermia sehingga harus dirawat di tahap pertama.
Pada musim pendakian tahun ini, sejauh ini, setidaknya ada satu pendaki yang meninggal.
Baca juga: Catat! Empat Lokasi Terbaik Melihat Gunung Fuji di Yamanashi
Sehubungan dengan padatnya wisatawan di Gunung Fuji, Pemerintah Jepang tengah mendiskusikan langkah-langkah yang harus diambil.
Sebelumnya pada bulan lalu, mereka berencana menerapkan langkah-langkah pengendalian kerumunan untuk pertama kalinya jika jalur pendakian terlalu ramai. Akan tetapi, Izumi mengatakan bahwa belum ada tindakan yang dilakukan.
Gubernur Yamanashi, Kotaro Nagasaki, mengatakan, langkah-langkah tertentu harus dilakukan agar Gunung Fuji tidak dihapus dari daftar warisan dunia UNESCO.
Salah satu solusinya, lanjut Nagasaki, adalah membangun sistem kereta api untuk menggantikan jalan utama yang mengarah ke titik awal utama bagi para pendaki.
"Kami yakin bahwa, dalam hal pariwisata Gunung Fuji, pergeseran dari pendekatan kuantitas ke pendekatan kualitas sangatlah penting," kata Nagasaki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.