Untuk waktu kunjungan, menurut Andri, tergantung dari pribadi pengunjung. Bagi yang ingin suasana sepi, bisa datang pada hari Selasa, Rabu, atau Kamis. Dengan waktu kunjungan pukul 08.00 WIB-12.00 WIB, suasana di tempat ini relatif sepi.
Adapun bagi yang ingin lebih ramai dan merasakan suasana belanja khas Malioboro, bisa datang saat akhir pekan.
"Kalau mau merasakan euforia belanja, selepas maghrib sampai jam 10 malam itu di hari Jumat, Sabtu, atau Minggu. Itu lumayan ramai," kata dia.
Baca juga:
Layaknya membeli makanan, Andri berpesan agar pengunjung bisa melihat menu dan menanyakan harga, sebelum membelinya.
Menurutnya, ada saja kemungkinan oknum yang memanfaatkan keadaan dengan misalnya melebihkan harga sebesar Rp 2.000 per barang.
"Kalau dikalikan 10 saja kan sudah lumayan, mikirnya, 'Harusnya cuma habis segini lho', jadi antisipasi seperti itu penting. Kalau buat saya, tanya harga di saat mau makan, jangan buru-buru, tanya harga itu penting," terangnya.
Selain untuk mengantisipasi adanya oknum, kamu sebaiknya memang tidak terburu-buru karena terdapat sekitar 800 kios di Teras Malioboro 1. Cek baik-baik tiap lantai untuk mendapatkan harga dan barang terbaik.
Untuk harga produk di Teras Malioboro 1, kata Andri, cukup terjangkau dan sama dengan yang biasanya dijual di pinggir jalan. Jika ingin mendapatkan harga lebih murah, cobalah menawar atau membeli grosir.
"Untuk menawar harga, bisa bahasa Jawa atau enggak, yang penting tetap ulet, harus bisa komunikasinya," kata dia.
Adapun harga-harga di dalam Teras Malioboro 1 dikatakan cukup bersaing dengan Pasar Beringharjo maupun pasar lainnya yang ada di Yogyakarta.
Namun, pengunjung bisa mendapatkan kemudahan tempat yang lebih nyaman dan rapi.