Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Bergizi Tinggi Inilah Tips Memilih Tempe yang Baik

Kompas.com - 27/05/2017, 10:06 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Sudah tak asing lagi di telinga kita jika tempe memiliki gizi yang tinggi. Namun, tak semua tempe di pasaran masih terjaga gizinya, hal ini karena proses pembuatannya yang kurang higienis.

Tempe sendiri di Indonesia sudah menjadi seperti makanan pokok yang selalu tersedia di pasar dan toko mana pun. Untuk itu, baiknya kita cermati saat memilih tempe agar kandungan gizi yang kaya di dalamnya tetap terjaga.

Tempe yang baik berarti diolah secara benar, higienis, dan tentunya terjaga kebersihannya. Sesuai dengan standar keamanan pangan yang harusnya ditaati produsen tempe Indonesia.

(BACA: Wisata Rumah Tempe Indonesia, Melihat Produksi Tempe yang Diakui Dunia)

Kepala Koperasi Pengusaha Tempe Tahu Indonesia (KOPTI) Kabupaten Bogor, Sukhaeri mengatakan pada KompasTravel saat dikunjungi, Selasa (23/5/2017), yang terpenting bagi konsumen saat memilih produk tersebut ialah tahu bagaimana dibuatnya, dan tahu profil siapa pembuatnya.

“Sebenarnya itu, nanti setelah tahu keduanya akan tercermin di wujud tempenya saat dijual di pasaran,” ujar pria yang akrab disapa Heri.

Langkah pertama ialah melihat dari fisiknya, jika putih bersih kedelainya bening tidak terlalu kuning maka itu bersih dari luar. Selain itu juga komposisi kedelai di luar tidak terlihat campuran benda lain, seperti jagung, serabut kayu, bahkan krikil.

(BACA: Tempe, Makanan Ajaib Itu Menembus Dunia)

Kedua, jika bisa dibuka, cobalah anda buka. Karena bagian dalam merupakan yang terpenting. Saat dibelah, tempe yang baik terlihat warna kedelainya tetap nersih dan lebih bening. Ini menandakan proses pencucian kedelai bagus dan melalui beberapa tahap.

KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Salah satu pengerajin tempe di Rumah Tempe Indonesia, sedang melakukan tahap pengemasan kedelai yang sudah diberi ragi. Tempe di RTI dikemas seberat 450gram untuk yang dijual umum ke supermarket.
Setelah itu dicium aroma dalam dari tempe tersebut. Jika mengeluarkan bau tidak jelas, bau amis, atau asam maka dipastikan tempe tersebut kurang higienis.

Aroma tempe yang bagus ialah yang mengeluarkan aroma khas kedelai. Aroma kedelai tersebut tak berubah seperti aslinya saat setelah dikupas.

Lalu umur simpan, tempe yang bagus itu memiliki umur simpan yang lama. Menurut Heri, umur simpan tempe buatan Rumah Tempe Indonesia berkisar tiga hingga empat hari. Walaupun begitu ia merekomendasikan pada konsumen untuk tidak lebih dari dua hari di luar lemari pendingin.

Di tempat terpisah, Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor yang juga sekaligus Ketua Forum Tempe Indonesia, Made Astawan mengatakan aroma asam pada tempe dihasilkan dari air yang kurang bersih, dan bakteri lain yang sudah masuk sebelum fermentasi.

“Standar Nasional Indonesia (SNI) tempe itu minimal proteinnya 16 persen. Sedangkan yang bisa menghambat itu ialah kandungan mikroba berbahaya, dan kandungan logam berat. Itu bisa dilihat dari produksinya higienis apa enggak,” ujar Made.

Setelah terpilih, anda bisa buktikan, selain gizinya yang terjaga, tempe yang baik dikonsumsi juga akan memiliki waktu simpan yang lebih lama, dan tentunya rasa yang lebih lezat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Travel Update
Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com