Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seni Pertunjukan Bakal Kembali Digelar Berdasarkan Status Kawasan

Kompas.com - 04/03/2021, 19:07 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Seni pertunjukan dipastikan akan bisa kembali digelar di masa pandemi Covid-19. Namun penyelenggaraan akan disesuaikan berdasarkan status kawasan, yakni zona hijau, kuning, dan merah.

Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno. Dalam rilis yang diterima Kompas.com, ia mengaku akan menghadirkan seni pertunjukan secara bertahap siring menurunnya kasus Covid-19 nasional.

Gagasan ini sebelumnya juga disampaikan Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda terkait pembukaan kembali seni pertunjukan pasca-pandemi Covid-19.

“Terima kasih untuk bapak Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda yang mengangkat isu terkait konser musik dan beberapa event lain, dari musik, teater, film bisa dibuka secara bertahap. Dan kami sangat sepakat,” ungkap Sandiaga Uno pada Rabu (3/3/2021).

Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Sorot 4 Zona Wisata di Belitung

Pembukaan kembali seni pertunjukan diyakini Sandiaga telah lama ditunggu para pelaku ekonomi kreatif, termasuk di dalamnya para pelaku industri kreatif, pelaku seni pertunjukan, musisi, aktor, hingga kru pertunjukan.

Namun, ia menegaskan bahwa penangangan Covid-19 merupakan hal utama di atas semua kepentingan. Maka dari itu, ia mengusulkan pelaksanaan seni pertunjukan berdasarkan status kawasan.

Nantinya, kawasan zona merah akan terlarang untuk menggelar seni pertunjukan. Sedangkan kawasan yang berstatus zona kuning akan diterapkan kegiatan berkonsep hybrid, yakni pertunjukan langsung yang dikombinasikan dengan virtual.

Sementara zona hijau akan diperkenankan untuk digelar seni pertunjukan dengan tetap mengacu pada protokol kesehatan ketat dan disiplin. Usulan ini juga telah disampaikan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo beberapa waktu lalu.

Sosok Anoman dalam Sendratari Ramayana yang dilaksanakan di Candi Prambanan.SHUTTERSTOCK/EVANTRAVELS Sosok Anoman dalam Sendratari Ramayana yang dilaksanakan di Candi Prambanan.

Dalam rapat koordinasi sebelumnya, Kemenparekraf dan Polri tengah menyusun panduan pelaksanaan seni pertunjukan merujuk pada protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.

Selain itu, dalam pelaksanaannya nanti juga seni pertunjukan harus sejalan dengan panduan CHSE meliputi, kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan pelestarian lingkungan.

“Kami mendukung sekali dengan bergeraknya ekonomi kreatif, karena itu juga menjadi tugas dan fungsi kami dan kita harus menekan terus lajunya penularan Covid-19 melalui 3M, 3T dan juga vaksinasi,” jelas Sandiaga.

Baca juga: Kadispar Bali Dukung Gagasan Luhut Kembali Hidupkan Pariwisata Bali

Ia menambahkan, hal ini bukan lagi mengenai bagaimana memulai, tetapi lebih kepada bagaimana memastikan protokol kesehatannya bisa berjalan baik.

Sandiaga berharap bahwa dengan adanya pembukaan serta penyelenggaraan kembali acara-acara tersebut akan bisa menggairahkan ekonomi rakyat tanpa menimbulkan risiko baru peningkatan kasus Covid-19.

“Kami akan hadirkan satu kebijakan yang berpihak kepada bagaimana kita membangkitkan kembali ekonomi, terutama juga memulihkan pariwisata dan merestorasi ekonomi kreatif kita. Jangan sampai kejadian ini menurunkan tingkat kreatifitas dari masyarakat,” sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Travel Update
Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

Hotel Story
5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

Travel Tips
3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

Travel Update
Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Jalan Jalan
The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

Travel Update
Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Jalan Jalan
Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Travel Update
Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Travel Update
Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com