Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PeduliLindungi Jadi Masalah untuk Tempat Wisata Alam di Banyumas

Kompas.com - 23/09/2021, 09:34 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Penerapan aplikasi PeduliLindungi menjadi salah satu syarat pembukaan kembali tempat wisata selama masa PPKM di beberapa destinasi wisata.

Selain di Jakarta, syarat ini juga berlaku di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Salah satu tempat wisata di Banyumas yang sudah menerapkannya adalah Lokawisata Baturraden.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas Asis Kusumandani mengatakan, PeduliLindungi wajib ada pada 42 tempat wisata yang saat ini tengah melalui proses verifikasi penerapan protokol kesehatan.

“Kesiapan menerapkan PeduliLindungi termasuk menjadi bagian dalam verifikasi,” ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (22/9/2021).

Baca juga:

Kendati demikian, dia mengungkapkan bahwa aplikasi tersebut menjadi kendala tersendiri untuk beberapa tempat wisata. Terlebih tempat wisata berbasis alam.

Menurut Asis, permasalahannya terletak pada jaringan di tempat wisata yang menyulitkan pengelola untuk menerapkan PeduliLindungi, dan wisatawan untuk mengaksesnya.

“Karena tempat-tempat wisata di sini lebih banyak alam, PeduliLindungi itu terkendala sinyal. Lokawisata Baturraden bisa dibuka, tapi yang desa wisata, sebagian besar terletak di lokasi yang susah sinyal,” jelasnya.

Protokol kesehatan yang ketat terhambat PeduliLindungi

Salah satu wahana di Lokawisata Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa TengahKOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN Salah satu wahana di Lokawisata Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah

Sejak tempat wisata di Banyumas diizinkan untuk dibuka kembali selama pandemi Covid-19 pada 2020, Asis mengatakan bahwa mayoritas sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Hal itu karena aturan seputar penerapan protokol kesehatan untuk pengelola, pengunjung, dan pedagang di sekitar lokasi wisata sudah tertera dalam Peraturan Daerah dan Surat Edaran Bupati Banyumas.

Baca juga:

Salah satu protokol kesehatan tersebut adalah pembatasan kunjungan wisatawan ke sebuah tempat wisata.

Sebagai contoh, jika tempat wisata A sudah memiliki 300 wisatawan, maka loket pembelian tiket masuk akan ditutup sehingga wisatawan ke-301 dan selanjutnya tidak bisa masuk, kecuali jumlah pengunjung di dalam sudah berkurang.

“Jadi kita sudah patuhi standar operasional prosedur protokol kesehatan, lalu verifikasi. Tinggal cek PeduliLindungi saja. Memang permasalahannya hampir 80 persen karena jaringan,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com