KOMPAS.com - MuseumKu Gerabah Yogyakarta menawarkan banyak spot foto Instagramable bertema gerabah dan karya seni. Galeri seni ini, dibangun oleh mendiang Timbul Raharjo, seorang seniman asal Kasongan, Bantul sekaligus mantan rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Tidak diragukan lagi jika bangunan MuseumKu Gerabah sangat estetis serta memiliki nilai seni tinggi.
Baca juga:
Magistyo Tahun Emas Raharjo, Pemilik MuseumKu Gerabah sekaligus putra mendiang Timbul Raharjo menuturkan, MuseumKu Gerabah merupakan impian sang ayah untuk mengabadikan sekaligus memperkenalkan sejarah Desa Wisata Kasongan yang lekat industri gerabah.
“Kasongan dari dulu adalah tempat perajin gerabah, di MuseumKu Gerabah ini, ada beberapa sejarah kelahiran Desa Kasongan,” tuturnya kepada Kompas.com, Jumat (8/12/2023).
Karenanya, selain estetis setiap bangunan di MuseumKu Gerabah memiliki makna yang berkaitan dengan gerabah dan Kasongan. Museum yang buka pada 8 November 2023 ini, dibangun selama tiga tahun.
Jika ingin berkunjung, MuseumKu Gerabah berlokasi di Kajen, Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. MuseumKu Gerabah buka setiap hari mulai dari pukul 08.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB.
Wisatawan tidak dipungut tiket masuk. Cukup dengan membeli makanan dan minuman di restoran MG Kitchen minimal Rp 25.000 per orang.
Kompas.com merangkum sejumlah spot foto di MuseumKu Gerabah Yogyakarta, sebagai berikut.
Saat memasuki area museum, pengunjung bisa mengabadikan foto di depan MuseumKu Gerabah. Pengunjung akan disambut dengan bangunan menyerupai tungku kayu tradisional dari tanah liat, yang bentuknya terbalik.
Menariknya, setiap bangunan di MuseumKu Gerabah dilapisi dengan pecahan gerabah alis kreweng dalam bahasa Jawa.
“Kami menyebutnya kreweng, yaitu pecahan-pecahan kecil dari gerabah. Biasanya, kreweng ini dipakai anak-anak desa buat main,” ujar Magistyo.
Setelah melewati pintu masuk, pengunjung akan langsung dibuat terkesima dengan bangunan bulat besar di tengah area MuseumKu Gerabah.
Magistyo bilang, bangunan itu merepresentasikan kendi atau tempat menyimpan air minum yang terbuat dari tanah liat, yang identik dengan Kasongan. Wisatawan bisa berfoto di depan bangunan kendi terbalik tersebut.
“Gedung besar di tengah itu idenya adalah kendi terbalik, karena Kasongan awalnya menggunakan tanah liat untuk alat masak, seperti kendi dan keren atau kompor kayu tradisional,” terangnya.
Baca juga:
Jangan lupa mengabadikan koleksi gerabah di dalam area museum. Magistyo mengatakan, terdapat sekitar 80-100 koleksi gerabah dan kerajinan lainnya di MuseumKu Gerabah.
Ruangan koleksi terbagi menjadi area dengan tema masing-masing.
“Pertama, sejarah Kasongan dari dulu kala. Kedua, di bagian tengah ada koleksi dari Kasongan hari ini, dan yang terakhir ada museum khusus karya Pak Timbul sendiri,” jelasnya.