KOMPAS.com - Berlibur bersama teman-teman adalah perjalanan yang seharusnya menyenangkan, jika punya niat dan selera yang sama.
Saya lebih suka laut dan pantai, belum tentu yang lain. Ada yang takut hitam, ada lagi yang lebih menyukai kultur budaya.
Solusinya adalah kompromi. Berbagi jadwal, tempat dan apa saja yang akan dilakukan bersama agar liburan jadi menyenangkan, sesuai keinginan masing-masing.
Sejak dulu, saya sangat ingin ke Krabi, daerah ujung selatan Thailand yang menjadi surganya pantai. Ada 200 pantai di sekitar provinsi tetangga Phuket dan Surat Thani (Koh Samui) ini.
Selain Pulau Phi Phi dan Maya Bay yang tersohor sebagai lokasi film ‘The Beach’-nya Leonardo Di Caprio, Krabi juga memiliki pantai yang menjadi buah bibir wisatawan dunia yaitu Phra Nang Beach.
Tak perlu cemburu karena kebanyakan pantai di Thailand memang menakjubkan. Pasir putih yang benar-benar halus bak bedak, air tenang sempurna untuk berenang dan hampir semua pantainya lebar dan panjang di setiap kepulauan pesisir laut Andaman ini.
(BACA: Melancong ke Thailand, Yuk Berburu Kabut di Mae Hong Son)
Beberapa pulau di antaranya masih tak berpenghuni. Bagi saya sebagai pencinta pantai langsung terbayang indahnya leyeh-leyeh dan bersantai di Krabi, yang memang terkenal sebagai daerah tersantai di Thailand.
Pemandangan komplet, hutan, bukit, tebing, gua dan tentunya laut, menjadikan Krabi sebagai ‘destinasi kompromi’ liburan saya bersama kedua teman, Welah dan Julia, yang lebih suka gunung ketimbang pantai. Yuk ah, berangkat!
Kami dijemput oleh sopir dari Pimann Buri Villa dengan telapak tangannya membentuk salam khas Thailand, "Sawadee Krub, Welcome to Krabi".
(BACA: Udon Thani, Daerah di Thailand dengan Etnis Blasteran)
Saya membalasnya dengan semangat! Sesuai rencana lima hari berlibur di Krabi, kami akan mengunjungi hutan dan pegunungan dan pastinya, pulau dan pantai.
1. Berenang di Emerald Pool
Emerald Pool berlokasi di Thung Teao Forest Natural Park dengan berkendara selama kurang lebih satu setengah jam. Butuh jalan kaki sejauh 800 meter kedalam hutan, namun ini merupakan langkah kaki yang sangat menyenangkan di pagi hari.
Disebut lokal Sra Morakot, Emerald Pool adalah kolam bermata air alami beralaskan batu kapur yang mengubah warna air menjadi kehijauan karena sinar matahari.
Tak terasa kami sampai di sebuah jembatan kayu. Dari kejauhan kami melihat kolam berwarna hijau zamrud bak oasis.
Kolam yang ditutupi pohon rindang seperti inilah yang menjadi impian Julia. Dia bisa berenang tanpa takut hitam.
Selain Emerald Pool, di sini juga terdapat Blue Pool yang tentunya kolam berwarna biru. Sayangnya, di kolam yang terbentuk dari air panas bumi dan masih aktif ini dilarang berenang karena di bawahnya ada lumpur hisap.
2. Memanjat 1.237 anak tangga di Tiger Cave Temple
Dalam perjalanan menuju Wat Tham Sua, Welah bertanya apakah kami harus berjalan jauh atau memanjat. I have no idea! Beruntung saya tidak membaca ulasan apampun di Trip Advisor sebelum memutuskan untuk pergi ke kuil ini.
Saya mungkin batal pergi jika tahu ada lebih dari seribu anak tangga ke atas dan perlu minimal sejam untuk mencapai puncaknya. No way!
Terlanjur sudah. Saya pun memutuskan naik, meski sendiri. Pikir saya, apa susahnya sekian ribu, toh saya pernah naik 2.000-an anak tangga di sebuah kuil di Bali.
Welah dan Julia melambaikan tangan dari bawah tanpa mengingatkan saya untuk membawa sebotol air minuman. Saya terus naik sambil sesekali mengambil gambar beberapa stupa Buddha yang berderet di sepanjang pendakian awal. Semakin ke atas semakin menanjak.
Terlihat beberapa orang berhenti untuk rehat karena kelelahan. Tak sedikit pula yang menyerah mundur sebelum berperang.
Keraguan saya muncul di anak tangga ke 300-an apakah akan terus atau putar balik. Mumpung masih sepertiga dari total pendakian.
Di tangga ke-500, anak tangga menjadi dua kali lipat. Setiap anak tangga bisa setinggi tungkai saya, memaksa saya hampir merangkak menaikinya.
Untungnya ada toilet di atas, saya memutuskan untuk basuh keringat dan berisitrahat. Untungnya lagi, ada orang lokal yang memberi saya minuman botol gratis, walau saya bersedia membayar.
Walau di kuil ini tak nampak patung macan, namun pagoda raksasa Buddha dengan panorama 360 derajat pemandangan kota Krabi dan laut Andaman yang fantastis adalah sesuatu yang tak tertandingi nilainya!
3. Paka Show
Pertunjukan legenda klasik bertajuk "The Fantasy World of Manorah - Illumanorah Show ini kabarnya sangat menakjubkan.
Penampilan efek suara dan pencahayaan yang indah dan menggunakan sembilan teknik khusus termasuk teknik bayangan, animasi, blacklight, dimensi gambar, teknik grafis, teknik refleksi dan rancangan kostum serta teknik fokus dengan tirai 360 derajat membuat sebuah pertunjukan teater yang spektakuler.
Sayangnya, begitu kami tiba di vila, kami dikabarkan bahwa Paka Park tutup untuk sementara karena banjir. Akhirnya, kami menghabiskan sore dan malam hari di Ao Nang.
4. Menikmati Sunset di Ao Nang Beach
Ao Nang adalah kota resor yang merupakan pusat wisata bahari Krabi. Selain itu, kota yang dikenal sebagai long tail boat (perahu ekor panjang) ini juga merupakan pusat perbelanjaan dan restoran serta bar yang berjajar di sepanjang jalan pantai.
Karena harga di sini termasuk mahal jika dibandingkan dengan pertokoan di daerah lain di Thailand, jadi kami tak menghabiskan Baht kami di sini.
Kami lebih memilih untuk menikmati sunset di restoran Lae Lay Grill yang berada di atas bukit yang terkenal dengan pemandangan matahari terbenam dan indahnya laut Andanam.
5. Let ‘Sea’
Hari kedua adalah giliran destinasi pihan saya. Kami memulainya dari Pantai Ao Nang yang merupakan pusat transportasi ke tujuan wisata pulau dan pantai di Krabi.
Dari keempat pulau tersebut yang menjadi tujuan pilihan saya adalah Railay Beach yang berdampingan dengan Phra Nang Cave. Hanya dua puluh menit dengan kapal motor kami tiba di pantai Railay dan pantai Phra Nang.
Di pantai terpencil ini terdapat sebuah goa bernama Tham Phra Nang Nok yang menurut mitos nelayan setempat adalah ‘rumah seorang putri laut’.
Tak heran jika kedua pantai ini menjadi situs favorit para wisatawan, pantai, pasir, air laut dan pemandangan yang keren membuat kami betah berlama-lama menikmatinya.
Kemudian, kami melanjutkan perjalanan ke Bamboo Island. Pulau yang menjadi ‘pulau transit’ sebelum ke pulau-pulau yang lebih jauh ini begitu luas dan panjang.
Kami beristirahat di sini selama kurang lebih sejam untuk melanjutkan perjalanan ke Monkey Island dan Maya Bay.
Kami pun ‘lompat’ ke Phi Phi lagoon untuk snorkeling. Sayangnya, terang terumbu karang dan ikan-ikan di sini tidak sebagus yang saya harapkan. Kami pun melanjutkan perjalanan ke Pulau Phi Phi untuk makan siang, sebelum meneruskan island hopping hari berikutnya di Krabi.
6. Koh Lanta, Kepulauan Terbaik di Thailand
Kombinasi antara terik matahari, bau asap minyak dari kapal motor dan air laut membuat Welah dan Julia sempoyongan, mabuk laut. Sedangkan saya tetap bersemangat melanjutkan ‘lompatan’ ke pulau terjauh di Provinsi Krabi yaitu Koh Lanta.
Kalau pantai Phra Nang dikategorikan sebagai 10 pantai terindah di dunia, Koh Lanta dianggap sebagai sepuluh kepulauan terbaik di Thailand oleh majalah Conde Nast Traveller.
Dibandingkan Koh Phi Phi yang lebih komersial, Koh Lanta dikenal sebagai pulau yang lebih santai karena pantai yang tidak terlalu penuh oleh pendatang.
Ada 9 pantai di sekitar pulau yang terkenal dengan situs selam ini. Salah satunya adalah Long Beach yang menjadi lokasi sempurna penginapan kami.
7. Koh Rok, Pintu Mu Koh Lanta National Park
Koh Rok adalah tujuan akhir pilihan saya, sebuah pulau terpencil sekitar 30 kilometer sebelah selatan dari Koh Lanta. Akses ke Koh Rok hanya berupa kapal pribadi yang bisa disewa melalui agen perjalanan.
Perjalanan menuju tuan rumah satwa liar darat ini lumayan jauh, sekitar 1-2 jam tergantung kecepatan kapal dan ombak. Kapal yang kami sewa berberapa kali berhenti di pulau-pulau kecil lainnya untuk menjemput wisatawan lain.
Ombak pagi yang cukup besar menggoyang kapal kami beberapa saat membuat Welah dan Julia semakin tak nyaman. Mereka berdua otomatis bisu tak mau diajak ngobrol saking mualnya.
Untunglah, kami tiba di titik snorkeling, yaitu Bermuda Ridge dan Seafan Garden. Keduanya adalah situs taman laut yang dilindungi, karenanya kami masih bisa melihat angel fish, tiger fish, ikan buntal, kura-kura laut, belut moray, ular laut dan anemon antara kehidupan laut yang dinamis.
Syukurlah, Welah masih bisa menikmati pemandangan laut demi menghilangkan rasa mualnya. Sebaliknya, ‘mabuk vitamin sea’ Julia semakin menjadi. Bukannya menunduk menikmati alam bawah laut, kepala Julia mendongak ke atas seraya berenang sekuat tenaga menuju pantai.
Jarak antara kapal ke pantai berkisar 300 meter, dan Julia terus berusaha menggapai daratan. Tiba-tiba terdengar suara pluit penanda waktunya naik ke kapal.
Sumpah serapah Julia terdengar terdengar seperti tangisan, ia terpaksa berenang kembali ke arah kapal. Sekitar 100 meter dari kapal, Julia muntah. Untungnya tak ada orang lain di sekitarnya, selain saya. Kasihan...
Usaha kami hari itu terbayar dengan indahnya pantai Koh Rok. Pantai yang meliputi pantai timur Rok Nok dan pantai selatan Rok Nai ini begitu putih sampai menyilaukan mata. Ibarat bidang salju di bawah langit terik tanpa awan. Ini adalah sukacita bagi saya.
Halusnya pasir putih, luas dan panjangnya pantai dengan air sebening kristal yang tenang membuat Julia dan Welah kembali bersemangat. Kami sempat berenang ke pintu goa di Mu National Park yang di dalamnya terdapat pantai yang sangat cantik.
Saya berharap, Julia dan Welah bisa menikmati liburan ini, walau berbeda selera tujuan.
Saat bangun, saya bertanya apakah besok mereka masih mau ke pulau-pulau yang lebih terpencil lagi? Jawab Julia, "Ngga deh mba, aku di hotel saja!”
Sedangkan Welah menjawab, "Yes! Let’s go snorkeling!" Nah kan, paling tidak ada satu yang bisa saya ajak lagi.
Rekomendasi penginapan di Krabi
Kami memilih penginapan berdasarkan area dan keunikan hotel, termasuk layanan serta sentuhan lokal kota untuk dapat merasakan pengalaman yang berbeda. Ada tiga pilihan area yang menjadi tempat terbaik untuk penginapan.
Pertama adalah Pimann Buri Luxury Pool Villas yang berdekatan dengan pusat aktivitas Ao Nang, Paka Park dan bandara Krabi. Jadi, untuk island-hopping hanya butuh 15 menit ke pantai-pantai terdekat, termasuk pantai Phra Nang.
Pelayanan sarapan pagi yang disediakan di vila juga transportasi yang fleksibel menjadikan kami betah berlama-lama di vila, seakan berada di rumah sendiri.
Kedua adalah Twin Bay Resort. Posisi resor tempat kami menginap di Koh Lanta ini terletak tepat di tengah kedua teluk kembar di mana dari sisi depan kami bisa langsung melihat pantai, pun dari belakang resort ini.
Kebetulan kamar kami tepat di depan pantai. Jadi setiap saat kami menghabiskan waktu dengan berenang, berjemur dan menikmati matahari pagi sampai terbenam.
Tips
Waktu terbaik mengunjungi Krabi adalah antara November dan April untuk menghindari cuaca yang tidak menentu. Hindari bulan Januari dan Februari karena biasanya turun hujan lebat dan bisa mengakibatkan banjir.
Pilihan penerbangan dengan waktu sekitar 1 jam dari Bangkok ke Krabi dengan menggunakan AirAsia, Thai Smiles ataupun Bangkok Airways seharga mulai 1.000 Baht atau Rp 380.000 sekali jalan.
Atau memesan online www.krabitransfers.in.th. untuk antar-jemput dari penginapan ke hotel tujuan dengan harga 450 baht (Rp 166.500) sekali jalan atau 878 baht PP (Rp 325.000). Perjalanan darat termasuk kapal penyeberangan antar pulau membutuhkan waktu sekitar tiga jam.
Harga paket perjalanan 4 pulau seharga 800-1.000 baht(sekitar Rp 300.000) per orang termasuk makan siang.
Jika Anda punya waktu cukup di Koh Lanta, cobalah ambil kursus menyelam, karena Koh Lanta adalah pusatnya diving dan snorkeling di Thailand. (www.liburing.com/NOVA DIEN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.