Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/05/2019, 19:08 WIB

GUNUNGKIDUL, KOMPAS.com – Selain matahari terbenam, momen terbitnya matahari juga menjadi incaran banyak orang. Tidak jarang para pemburu sunrise ini rela bangun pagi-pagi buta untuk segera menuju lokasi melihat matahari terbit.

Biasanya matahari terbit kerap disaksikan dan diabadikan oleh para pendaki gunung-gunung yang tinggi. Namun, sebenarnya tidak perlu bersusah payah mendaki gunung untuk bisa menikmati keindahan sunrise.

Baca juga: Menyusuri Geoforest Watu Payung Turunan, Permata dari Gunungkidul

Ada banyak tempat melihat matahari terbit yang mudah dijangkau. Khusus di Kabupaten Gunungkidul, ada banyak spot sunrise yang bisa dikunjungi, salah satunya adalah Geoforest Watu Payung Turunan.

Lokasi Geoforest Watu Payung Turunan adalah di Dusun Turunan, Desa Girisuko, Kecamatan Panggang, Gunungkidul. Jarak tempuh dari pusat Kota Yogyakarta adalah sekitar 30 kilometer dengan waktu tempuh kurang-lebih satu jam.

Keindahan sebelum matahari terbit

Sebagai spot untuk menyaksikan matahari terbit, para pemburu sunrise harus sampai setidaknya pukul 05.00 WIB. Berdasarkan BMKG, matahari baru muncul sekitar pukul 05.40 WIB (21/05/2019) sehingga waktu yang ada bisa dipakai untuk mempersiapkan diri.

Persiapan memotret bisa dilakukan dengan mulai memasang tripod, menyetel pengaturan di kamera, hingga mulai memotret. Meski matahari belum muncul, pemandangan di Geoforest Watu Payung Turunan tetaplah memesona dengan sungai kabutnya.

Baca juga: 4 Tips Liburan ke Geoforest Watu Payung Turunan Gunungkidul

Obyek wisata ini menghadap sisi utara dengan hamparan pegunungan hijau dan lembah. Kabut pagi biasanya melayang di antara bukit dan mengikuti alur lembah sehingga terlihat begitu indah.

Menjelang Matahari Terbit di Geoforest Watu Payung Turunan Gunung Kidul.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Menjelang Matahari Terbit di Geoforest Watu Payung Turunan Gunung Kidul.

Panorama itu tentunya sangat sayang jika hanya dilihat. Padahal fenomena sungai kabut bisa menjadi bonus bagi para pemburu sunrise. Momen berharga pun biasanya terjadi sebelum matahari terbit saat cahaya oranyenya mewarnai langit timur.

Momen pra-matahari terbit itu berlangsung sangat cepat. Jika tidak tanggap, maka perlu waktu 24 jam lagi untuk bisa mengabadikannya. Hendaknya memang fotografer harus selalu siaga akan perubahan warna langit sebelum matahari terbit.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kompleks Taman Dadaha di Tasikmalaya Akan Direvitalisasi Jadi Wisata Baru

Kompleks Taman Dadaha di Tasikmalaya Akan Direvitalisasi Jadi Wisata Baru

Travel Update
INDOFEST 2023 Dikunjungi Lebih dari 48.000 Orang, Lampaui Target Awal

INDOFEST 2023 Dikunjungi Lebih dari 48.000 Orang, Lampaui Target Awal

Travel Update
Sejarah Idul Adha, Mengapa Disebut Lebaran Haji dan Kurban?

Sejarah Idul Adha, Mengapa Disebut Lebaran Haji dan Kurban?

Jalan Jalan
Bali Terbitkan Aturan Baru untuk Turis Asing, Cegah Pelanggaran Terulang

Bali Terbitkan Aturan Baru untuk Turis Asing, Cegah Pelanggaran Terulang

Travel Update
5 Tips Diving di Desa Wisata Welora, Perhatikan Bulan Terbaik

5 Tips Diving di Desa Wisata Welora, Perhatikan Bulan Terbaik

Travel Tips
Bukit Porong Labuan Bajo Kembangkan Wisata Tematik, Ada Tarian Adat hingga Falsafah Berkebun

Bukit Porong Labuan Bajo Kembangkan Wisata Tematik, Ada Tarian Adat hingga Falsafah Berkebun

Travel Update
Padukuhan di Tepi DIY Ini Berada di Dasar Lembah Bengawan Solo Purba

Padukuhan di Tepi DIY Ini Berada di Dasar Lembah Bengawan Solo Purba

Jalan Jalan
Desa Wisata Welora di Maluku Barat Daya, Punya Spot Selam Keren yang Digemari Turis Asing

Desa Wisata Welora di Maluku Barat Daya, Punya Spot Selam Keren yang Digemari Turis Asing

Jalan Jalan
Larangan Mendaki Gunung di Bali, Menparekraf: Sedang Diklarifikasi

Larangan Mendaki Gunung di Bali, Menparekraf: Sedang Diklarifikasi

Travel Update
6 Tempat Beli Oleh-oleh Haji dan Umrah di Jakarta 

6 Tempat Beli Oleh-oleh Haji dan Umrah di Jakarta 

Jalan Jalan
Mengapa Air Berkah untuk Waisak Diambil di Umbul Jumprit?

Mengapa Air Berkah untuk Waisak Diambil di Umbul Jumprit?

Jalan Jalan
Larangan Mendaki Gunung di Bali Akan Dibuat Jadi Perda

Larangan Mendaki Gunung di Bali Akan Dibuat Jadi Perda

Travel Update
Api Dharma untuk Waisak Diambil dari Mrapen di Jawa Tengah, Kenapa?

Api Dharma untuk Waisak Diambil dari Mrapen di Jawa Tengah, Kenapa?

Jalan Jalan
Jumlah Kedatangan Wisatawan Muslim Diprediksi Capai 230 Juta pada 2028

Jumlah Kedatangan Wisatawan Muslim Diprediksi Capai 230 Juta pada 2028

Travel Update
36.000 Wisatawan Kunjungi Banyuwangi Selama Libur Waisak 2023

36.000 Wisatawan Kunjungi Banyuwangi Selama Libur Waisak 2023

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+