Usai dari lokasi pendakian, pada 15 Maret Fauzan kembali ke Tanah Air. Sedangkan Adi dan Teddy melanjutkan perjalanan ke Annapurna Circuit dan 19 Maret mereka menerima kabar bahwa Nepal akan menerapkan karantina wilayah.
"Saat Pemerintah Nepal berencana memberlakukan karantina wilayah, saya berada di kawasan Annapurna Circuit Trek. Kondisi cuaca di ACT kurang bagus karena sering hujan salju dan berkabut," cerita Adi.
Baca juga: Maladewa Lockdown, Wisatawan yang Terjebak Malah Senang dan Tak Mau Pulang
Kondisi tersebut diakui Adi membuat jaringan seluler sering hilang, sehingga agak susah untuk mendapatkan informasi.
"Pada 19 Maret, saya dapat kabar bahwa Nepal akan dikarantina, hari itu juga saya memutuskan untuk menghentikan pendakian dan mencari mobil jeep yang berangkat keesokan harinya, untuk turun ke starting point," katanya.
Selanjutnya, 20 Maret, mereka berdua menempuh perjalanan menggunakan jeep selama 8 jam.
Lalu menyambung perjalanan lagi selama 4 jam menggunakan mikro bus ke kota Pokhara.
Saat itu, Adi dan rekannya langsung mencari tiket pesawat terakhir tujuan Indonesia, tetapi semua pemesanan tiket daring statusnya no flight atau tidak tersedia penerbangan.
Selanjutnya, 21 Maret mereka menuju kota Kathmandu menggunakan bus selama 8 jam.
Sampai di Park Pada, langsung naik taksi ke bandara berharap masih ada seat yang tersisa di kantor maskapai. Situasi di bandara waktu itu padat oleh banyak turis yang mencari tiket pulang.
Baca juga: Kisah Turis Asing di India Terpaksa Isolasi Diri di Goa, Kehabisan Uang untuk Hotel
"Tapi semua kantor maskapai yang ada di sana sudah tutup. Begitu pula dengan kantor maskapai di pusat kota. Hasilnya nihil tidak mendapatkan tiket pesawat," katanya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan