Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dua Pelancong WNI yang Terjebak di Nepal Sebulan Lebih karena Lockdown

Kompas.com - 25/04/2020, 18:47 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

Lalu menyambung perjalanan lagi selama 4 jam menggunakan mikro bus ke kota Pokhara.

 

Saat itu, Adi dan rekannya langsung mencari tiket pesawat terakhir tujuan Indonesia, tetapi semua pemesanan tiket daring statusnya no flight atau tidak tersedia penerbangan. 

Selanjutnya, 21 Maret mereka menuju kota Kathmandu menggunakan bus selama 8 jam.

Sampai di Park Pada, langsung naik taksi ke bandara berharap masih ada seat yang tersisa di kantor maskapai. Situasi di bandara waktu itu padat oleh banyak turis yang mencari tiket pulang.

Baca juga: Kisah Turis Asing di India Terpaksa Isolasi Diri di Goa, Kehabisan Uang untuk Hotel

"Tapi semua kantor maskapai yang ada di sana sudah tutup. Begitu pula dengan kantor maskapai di pusat kota. Hasilnya nihil tidak mendapatkan tiket pesawat," katanya.

Pada 22 dan 23 Maret masih semi karantina, hanya ada pembatasan jam malam. Kemudian 24 Maret hingga sekarang karantina wilayah total.

"Seharusnya, pada 26 Maret saya telah kembali ke Indonesia, tetapi hingga sekarang saya masih terkatung-katung di sini, tidak jelas kapan bisa kembali," katanya.

Sempat dikejar polisi karena beli bahan makanan

Saat ini, Adi dan rekannya tinggal di hotel Yala Peak di Kathmandu. Di tempat tersebut, dia bersama rekannya membantu karyawan hotel memasak makanan.

Beberapa hari sekali, dia harus keluar hotel untuk membeli persediaan logistik, walaupun harus dengan sembunyi-sembunyi.

"Situasinya sulit karena semua serba tutup termasuk supermarket, yang paling dikhawatirkan banyak orang adalah stok makanan. Untungnya, 1 April bandara sudah dibuka. Para turis masih bisa bernafas lega, meskipun akhirnya karantina wilayah diperpanjang," tuturnya.

Karantina wilayah kedua diperpanjang hingga 7 April dan bandara ditutup hingga 15 April dan baru dibuka sepekan setelah karantina wilayah #stayhome berakhir. 

Baca juga: Bagaimana Tren Wisatawan Setelah Pandemi Corona Berakhir?

Saat karantina wilayah itu supermarket maupun warung-warung warga ada yang buka dengan sembunyi-sembunyi.

"Saya masih bisa kabur ke warung-warung itu pada jam yang kemungkinan tidak ada polisi, yang bikin sedih harga kebutuhan lebih mahal. Apalagi status saya di sini warga negara asing, selalu dapat harga bule kalau belanja," katanya.

Karantina wilayah ketiga diperpanjang hingga 15 April dan bandara ditutup hingga 30 April atau 2 pekan setelah karantina wilayah #stayhome berakhir, baru bandara dibuka.

Namun, supermarket dan warung diperbolehkan buka antara pukul 16.00-18.00 waktu setempat dan sudah tidak sembunyi-sembunyi lagi kalau mau belanja.

Adi Murdani warga Banjarmasin di Nepal mendapatkan bantuan berupa uang tunai dari KBRI yang diwakilkan oleh Konsultan Kehormatan di Kathmandu, untuk dibelikan logistik selama dia terlockdown di Nepal, Kamis (23/4) 2020. (Antaranews Kalsel/HO/Adi Murdani).Dok. Antaranews Kalsel/HO/Adi Murdani Adi Murdani warga Banjarmasin di Nepal mendapatkan bantuan berupa uang tunai dari KBRI yang diwakilkan oleh Konsultan Kehormatan di Kathmandu, untuk dibelikan logistik selama dia terlockdown di Nepal, Kamis (23/4) 2020. (Antaranews Kalsel/HO/Adi Murdani).

Karantina wilayah diperpanjang lagi dari 16-27 April. Kali ini lebih ketat kembali seperti karantina wilayah pertama.

"Saya pernah diusir polisi dan disuruh pulang ke hotel saat mau ke supermarket," katanya.

Pernah juga, dia harus lari dari razia polisi saat mau belanja ke toko bahan makanan. Terakhir  pada 19 April, saat antre membeli roti di warung dibubarkan polisi dan tokonya langsung tutup.

"Alhamdulilah, hari ke 31 terkarantina, pada Kamis (24/4) saya mendapatkan bantuan berupa uang tunai dari KBRI yang diwakilkan oleh Konsultan Kehormatan di Kathmandu, untuk dibelikan logistik," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com