Founder dan Director Indecon, Ary Suhandi, menuturkan bahwa pengembangan pariwisata di desa tidak hanya memikirkan sisi ekonomi saja, tetapi juga ketahanan.
Menurutnya, pariwisata adalah bisnis yang tentunya memiliki risiko. Guna mengantisipasi risiko pariwisata terkait faktor eksternal, fokus masyarakat tidak perlu 100 persen pada pariwisata.
Jika faktor eksternal melanda, masyarakat masih bisa bertahan melalui sektor lain seperti pertanian, perikanan, atau ekonomi kreatif.
Displin pada protokol kesehatan
Ary menuturkan bahwa masyarakat bisa menyusun protokol sendiri guna membangun kepercayaan bagi calon wisatawan agar mereka tidak takut berkunjung ke Bintan.
Salah satunya adalah seputar kebersihan yang disosialisasikan bagi penggiat pariwisata berbasis masyarakat, maupun bagi pengunjung.
Untuk kebersihan seperti rajin cuci tangan, masyarakat bisa manfaatkan kegiatan tadah air hujan. Terlebih bagi mereka yang tinggal di daerah sulit air.
“(Ada juga aturan) tidak boleh menyentuh atau memberi makan satwa liar. Covid-19 berawal dari satwa liar, berpotensi menularkan. Tapi di sisi lain (menyentuh atau memberi makan) akan merubah perilaku satwa,” kata Ary.
Baca juga: Bintan Perkuat Posisi sebagai Destinasi Sport Tourism Kelas Dunia
Selanjutnya, untuk penggunaan masker, penting bagi masyarakat untuk menekankan terkait sampah medis dalam penyusunan protokol.
Masker dan sarung tangan yang sudah digunakan harus dibuang ke tempat pembuangan sampah khusus, dan dilakukan proses insinerasi.
Insinerasi merupakan proses pembakaran sampah yang panasnya bisa dimanfaatkan sebagai energi pembangkit listrik.
“Persiapkan baik-baik, maju secara bertahap. Siapkan bahwa masyarakat betul-betul menerima bahwa pariwisata akan dibuka. Baik tamu atau masyarakat mendukung kegiatan terbukanya kembali pariwisata di Bintan,” tutur Ary.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Bintan, drg Euis Herawati, menuturkan, hal yang paling berat dalam melanjutkan kembali pariwisata adalah kondisi “Aman Covid-19”.
Baca juga: Menjelajahi Indahnya Kehidupan Bawah Laut di Pulau Bintan
Jika sudah memiliki protokol kesehatan, masalah utama dalam menjalankannya adalah komitmen pelaku pariwisata berbasis masyarakat untuk terus melaksanakannya.
“Ini kerja keras kami dengan Dinas Pariwisata. Bantulah kami, jadilah pelaku dalam upaya pemutusan mata rantai Covid-19 dalam rangka mendukung Aman Covid-19 bagi pariwisata di Bintan,” tutur Euis.
Menurutnya, perubahan perilaku dan beradaptasi untuk hidup lebih bersih dan sehat mampu membuat pariwisata di Bintan segera bangkit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.