KOMPAS.com – Pengamat Penerbangan Alvin Lie mengatakan bahwa yang terpenting dari dihapusnya pembatasan penumpang di pesawat adalah penerapan protokol kesehatan yang ketat.
“Balik lagi ke kebijakan masing-masing maskapai. Kita boleh waspada tapi jangan berlebihan,” tuturnya kepada Kompas.com, Rabu (13/1/2021).
Adapun, kebijakan tertera dalam Surat Edaran Kementerian Perhubungan (SE Kemenhub) Nomor 3 Tahun 2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dengan Transportasi Udara Dalam Masa Pandemi Covid-19.
Baca juga: Kegiatan Dibatasi, tapi Pembatasan Penumpang di Pesawat Dilonggarkan
Dalam SE Kemenhub Nomor 3 Tahun 2021 angka 5, Kemenhub mencabut aturan pembatasan penumpang di pesawat yang sebelumnya maksimal 70 persen untuk pesawat udara kategori jet transport narrow body dan wide body.
Kebijakan pembatasan penumpang di pesawat maksimal 70 persen tertera dalam SE Menhub Nomor 13 Tahun 2020 angka 4, huruf a, butir 12).
Alvin melanjutkan, sedari awal dia memang mempertanyakan kebijakan pembatasan penumpang di pesawat lantaran menurutnya tidak ada kajian ilmiah terkait hal tersebut.
“Pada awal Covid sekitar April-Mei langsung 50 persen. Pada saat itu saya juga bertanya kenapa dibatasi 50 persen. Ada kajian ilmiahnya tidak? Katanya tidak ada. Pembatasan untuk efek memberi kenyamanan psikologis pada penumpang,” ujar dia.
Baca juga: Simak, Aturan Terbaru Perjalanan Naik Pesawat Selama PPKM Jawa-Bali
Pertanyaan tersebut dilontarkan lantaran pesawat sudah dilengkapi HEPA filter yang dapat menyaring virus, bakteri, dan sebagainya.
Selain itu, sirkulasi udara dalam pesawat pun arusnya dari atas ke bawah, sehingga jika ada droplet akan langsung turun ke bawah.
“Penularan Covid-19 dari hidung ke mulut dan hidung. Yang bahaya kalau berhadap-hadapan. Di pesawat tidak begitu. Semua menghadap ke satu arah. Risiko pun sudah turun,” jelas Alvin.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.