Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 01/10/2021, 20:31 WIB
Kistin Septiyani,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Sumber iPusnas

KOMPAS.com - Raden Patah merupakan pendiri Kerajaan Demak di Jawa Tengah. Kerajaan yang berbentuk kesultanan itu bercorak agama Islam.

Kesultanan Demak berdiri pada akhir abad ke-15 Masehi (M). Kerajaan ini diperkirakan muncul pada tahun 1478 M, setelah Kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan.

Baca juga: Peninggalan Kerajaan Demak

Raden Patah yang dikenal dengan gelarnya sebagai Panembahan Jimbun merupakan pendiri sekaligus raja pertama Kesultanan Demak.

Jika berkunjung ke Demak, sempatkan mampir ke Masjid Agung Demak. Masjid ini merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Demak.

Asal-usul Raden Patah

Dilansir dari jurnal berjudul "Peranan Raden Patah dalam Mengembangkan Kerajaan Demak pada Tahun 1478-1518" karya Ana Ngationo, Raden Patah merupakan anak dari Prabu Brawijaya V.

Prabu Brawijaya V adalah seorang raja yang memimpin Kerajaan Majapahit pada tahun 1474—1498 M. Ia menikah dengan seorang muslim China bernama Siu Ban Ci.

Biografi Raden Patahkompasiana.com Biografi Raden Patah

Saat mengandung, Siu Ban Ci dikirim ke Palembang, Sumatera Selatan, sebagai hadiah untuk Arya Damar yang saat itu menjabat sebagai adipati di wilayah tersebut.

Saat berada di Palembang, Siu Ban Ci melahirkan Raden Patah. Pendiri Kesultanan Demak ini menghabiskan masa kecilnya di Palembang di bawah pengasuhan sang ibu dan ayah tiri.

Baca juga: Kehidupan Kerajaan Demak di Berbagai Bidang

Hijrah ke Jawa

Berdasarkan jurnal "Peran Raden Patah dalam Mengembangkan Agama Islam di Demak Tahun 1478-1518" karya R Nurcahyo Yogyanto, Raden Patah memutuskan untuk hijrah ke Pulau Jawa.

Ia membabat hutan di Jawa Tengah untuk membangun sebuah pesantren. Wilayah ini dinamakan Gelagah Wangi.

Pondok pesantren yang dibangun olehnya kemudian mengalami perkembangan yang pesat.

Baca juga: Menelusuri Sejarah Pendiri dan Peninggalan Kesultanan Demak

Namun, kemajuan pondok pesantren tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi Prabu Brawijaya V. Sebab, sang prabu khawatir Raden Patah berniat melakukan pemberontakan.

Kendati demikian, berkat pertemuan yang mengesankan dengan Raden Patah, Prabu Brawijaya V pun mengakuinya sebagai anak dan mengangkatnya menjadi bupati di wilayah tersebut.

Pada masa ini, Gelagah Wangi berubah nama menjadi Demak yang ibu kotanya berada di Bintara.

Baca juga: Wow! Serunya Menjelajahi Alam di Demak

Pemberontakan Raden Patah

Kekhawatiran Prabu Brawijaya menjadi kenyataan saat Raden Patah memutuskan untuk mengislamkan Kerajaan Majapahit.

Halaman:
Sumber iPusnas
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com