Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Sejarah ke Sawahlunto, Kunjungi Lubang Tambang Batu Bara

Kompas.com - 23/10/2021, 16:15 WIB
Shalika Rahma Kencana,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kota Sawahlunto berada di Provinsi Sumatera Barat, tepatnya 95 kilometer (km) sebelah timur laut Kota Padang. 

Salah satu Situs Warisan Budaya UNESCO di Indonesia berada di Sawahlunto, yaitu Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto.

Tambang ini dikembangkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Sawahlunto merupakan lokasi wisata virtual pada festival Indonesia Hidden Heritage Week (IHHW) 2021 bertajuk Virtual Tour Kota Pusaka Sawah Lunto, Kamis (21/10/21).

Wisata virtual ini merupakan salah satu rangkaian acara dari IHHW yang berlangsung pada 21-30 Oktober 2021.

Baca juga: 

Dalam wisata ini, komunitas Content Creator Sawahlunto mengajak peserta IHHW 2021 untuk berkunjung secara daring ke Situs Pertambangan Ombilin dan beberapa tempat wisata sejarah lain di Sawahlunto.

Berikut adalah beberapa tempat wisata sejarah dan warisan budaya di Sawahlunto:

Museum Situs Lubang Tambang Soero 

Museum Situs Lubang Tambang Soero dan Infobox, Sawahlunto Museum Situs Lubang Tambang Soero dan Infobox, Sawahlunto

Museum ini merupakan bekas tempat penumpukan batu bara yang digali dari Lubang Tambang Mbah Soero.

Sebelumnya, gedung Museum Situs Lubang Mbah Soero difungsikan sebagai gedung pertemuan buruh dan karyawan, serta rumah karyawan tambang yang bekerja di lubang tambang tersebut.

Museum ini terdiri dari Galeri Infobox dan lubang tambang.

Infobox merupakan pusat informasi tambang batubara di Kota Sawahlunto. Galeri ini menyimpan sejumlah peninggalan sejarah, salah satunya rantai yang dulu dipakai oleh para pekerja tambang di Lubang Tambang Mbah Soero.

Menurut salah satu anggota komunitas Content Creator Sawahlunto, Kamis (21/20/21), rantai tersebut dipakai untuk mengikat kaki dan leher para pekerja tambang.

Selain rantai, wisatawan juga dapat menemukan palu yang dahulu digunakan oleh pekerja tambang.

Baca juga:

Terdapat pula Lubang Tambang Mbah Soero. Lubang tambang sepanjang 185 meter ini dibangun pada masa Pemerintahan Hindia Belanda tahun 1898.

Hingga tahun 1932, terowongan ini masih digunakan untuk kegiatan penambangan batu bara di Kota Sawahlunto.

Setelah melalui renovasi, situs lubang tambang ini resmi dijadikan obyek wisata pada tahun 2008.

Renovasi tidak merubah keasilan lubang tambang ini. Bagian atap dan dinding masih terbuat dari batu bara.

"Kedalaman lubang tambang ini 15 meter, tapi jarak yang bisa diakses 30 meter saja," ucap salah satu anggota komunitas Content Creator Sawahlunto.

Di samping Lubang Tambang Soero terdapat tempat pengolahan batu bara menjadi kerajinan tangan. 

Kerajinan tangan yang terbuat dari merupakan suvenir khas Sawahlunto. Batu bara dapat diolah menjadi asbak yang dijual seharga mulai dari Rp 150.000.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com