Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 20/01/2023, 10:45 WIB
Ulfa Arieza ,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemeriksaan melalui mesin sinar X atau X-ray merupakan salah satu kegiatan yang wajib dijalani oleh calon penumpang pesawat.

Dalam proses pemeriksaan itu, ada beberapa barang yang harus dikeluarkan dari tas maupun koper agar dapat diperiksa secara terpisah, salah satunya laptop atau tablet.

Baca juga:

Meskipun terkesan ribet, namun ada alasan penting mengeluarkan laptop dan tablet dari tas atau koper saat pemeriksaan mesin X-ray. Berikut ulasannya.

Kenapa laptop harus dikeluarkan saat pemeriksaan X-ray di bandara?

Alasannya tidak terlepas dari faktor keamanan bagi para penumpang pesawat.

Mengutip The Sun, Senin (17/01/2022), operator mesin X-ray di bandara bernama Michael Sorensen mengungkapkan alasan di balik kewajiban penumpang mengeluarkan laptop dan tablet dari tas atau koper.

Baca juga: Refund Tiket Pesawat, Berapa Persen Uang Tiket Pesawat Dikembalikan?

Sorensen menjelaskan, komponen laptop atau tablet, khususnya baterai, dapat menghalangi tampilan di dalam mesin X-ray karena terbuat dari bahan logam padat.

"Karena baterai dan beberapa komponen elektronik lainnya merupakan bahan logam yang sangat padat, sehingga mengaburkan apa yang ada di bawahnya,” jelasnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Apabila laptop atau tablet tetap berada di dalam tas dan koper, maka berisiko terjadi penyelundupan barang terlarang oleh penumpang.

Barang terlarang tersebut berpotensi tidak terdeteksi oleh mesin X-ray karena tampilannya terhalang komponen laptop dan tablet yang terbuat dari material logam padat.

“Jika saya melihat laptop di dalam tas, saya akan meminta pemiliknya untuk mengeluarkannya, atau membalik tas tersebut untuk melihat dari sisi lain,” imbuhnya.

Baca juga:

Tidak hanya menghalangi pemeriksaan pada mesin X-ray, ternyata baterai laptop juga berbahaya apabila berada di dalam pesawat.

Federal Aviation Administration atau Badan Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) menyatakan, baterai laptop berpotensi menjadi terlalu panas saat disimpan di dalam pesawat.

Kemungkinan terburuknya adalah jika laptop terlalu panas dan terbakar, sementara di dalam tas berisi barang-barang mudah terbakar seperti deodoran aerosol.

Kondisi itu berpotensi membuat api membesar dengan cepat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com