Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Sungai Chao Phraya, Lokasi Tewas Artis Thailand Tangmo Nida

Kompas.com - 07/03/2022, 13:09 WIB
Ulfa Arieza ,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa hari terakhir ini, kabar meninggalnya artis Thailand Nida Patcharaveerapong atau lebih dikenal Tangmo Nida ramai menjadi perbincangan. Tangmo Nida ditemukan tewas di Sungai Chao Phraya, Bangkok, Thailand, Sabtu (26/02/2022).

Mengutip Kompas.com, Jumat (04/03/2022), Tangmo Nida dilaporkan terjatuh dari speedboat yang ditumpangi bersama lima orang temannya. Jasadnya ditemukan setelah dua hari dinyatakan tenggelam di sungai tersebut.

Namun, meninggalnya Tangmo Nida masih menyisakan kejanggalan. Dalam proses interograsi, pemilik speedboat Tanupat Lerttaweewit mengatakan bahwa Tangmo Nida pergi ke belakang perahu untuk buang air kecil.

Baca juga: 7 Kejanggalan Kematian Tangmo Nida, Ada Luka Sayatan di Paha

Seorang teman wanita Tangmo Nida, diduga sedang bermain ponsel saat kejadian. Sementara Tangmo memegangi kaki temannya sebelum terjatuh ke sungai.

Namun, ahli forensik menolak kesaksian bahwa Tangmo pergi ke belakang speedboat untuk buang air kecil. Hal ini didasarkan pada kondisi jasad Tangmo yang mengenakan pakaian renang terusan, sehingga menyulitkannya untuk buang air kecil di speedboat.

Sungai Chao Phraya sendiri merupakan sungai utama di Negeri Gajah Putih. Berikut fakta-fakta mengenai Sungai Chao Phraya yang dihimpun oleh Kompas.com.

Baca juga:

Fakta Sungai Chao Phraya

1. Panjang dan kedalaman sungai

Sungai Chao Phraya memiliki panjang sekitar 365 kilometer (km) seperti dilansir dari Britannica, Senin (07/30/2022). Sungai tersebut membelah sejumlah kota di Thailand, termasuk Bangkok hingga akhirnya bermuara di Teluk Thailand.

Sebagai gambaran di Indonesia, panjang Sungai Chao Phraya tersebut serupa dengan jarak DKI Jakarta menuju Pekalongan, Jawa Tengah.

Sementara, kedalaman sungai berkisar antara lima hingga 20 meter. Sedangkan lebarnya antara 200 hingga 1.200 meter, berdasarkan data The World Delta Database.

2. Aliran sungai

Kuil Buddha, Wat Arun di Bangkok, Thailand, yang bisa diakses melalui Sungai Chao Phraya.PEXELS/Елена Kuil Buddha, Wat Arun di Bangkok, Thailand, yang bisa diakses melalui Sungai Chao Phraya.

Seperti dikutip dari The Culture Trip, sungai ini mengalir dari utara ke selatan Thailand. Hulu Sungai Chao Phraya merupakan pertemuan antara Sungai Ping dan Sungai Nan di Provinsi Nakhon Sawan, Thailand utara.

Aliran Sungai Ping berasal dari pegunungan di Provinsi Chiang Mai, yang berbatasan dengan Myanmar. Sementara itu, Sungai Nan berasal dari pegunungan Luang Prabang yang membentang antara Thailand utara dan barat laut Laos.

Chao Phraya bermuara ke Teluk Thailand di perbatasan Provinsi Samut Prakan. Provinsi ini juga dikenal dengan julukan Pak Nam, yang berarti muara sungai.

Baca juga:

3. Punya julukan Sungai Para Raja

Sungai Chao Phraya dijuluki sebagai Sungai Para Raja, seperti dikutip dari The Culture Trip. Selain Sungai Ping dan Nan, dua sungai lainnya yang mengaliri Sungai Chao Phraya adalah Sungai Wang dan Sungai Yom.

Bangkok sendiri memiliki reputasi sebagai Venesia dari Timur. Hal ini disebabkan ibu kota Thailand itu memiliki jaringan kanal buat (dikenal sebagai khlong) yang luas sekaligus menghubungkan berbagai distrik di Bangkok.

Kanal-kanal ini dialiri dan kembali mengalir ke Sungai Chao Phraya sendiri.

Baca juga: Jetstar Asia Tambah Rute VTL ke Thailand, Filipina, dan Australia

4. Jalur transportasi

Sungai Chao Phraya, Bangkok, ThailandPixabay/Regina Ajes Sungai Chao Phraya, Bangkok, Thailand

Hingga saat ini, Sungai Chao Phraya menjadi jalur transportasi air yang sangat penting, khususnya bagi orang-orang di Thailand tengah. Mereka menggunakan jalur sungai tersebut untuk transportasi ke lokasi kerja hampir setiap hari.

Tak heran jik Sungai Chao Phraya menjadi sumber pendapatan utama bagi sejumlah warga Thailand yang menggantungkan hidupnya dari sistem transportasi di sungai tersebut.

Tak hanya itu, banyak masyarakat Thailand yang mendirikan pemukiman di tepian Sungai Chao Phraya.

Baca juga: Bangkok Thailand Akan Resmi Disebut Krung Thep Maha Nakhon

5. Kapal untuk wisatawan

Ada sejumlah kapal dan boat yang disediakan bagi wisatawan baik domestik maupun asing untuk menjelajahi Sungai Chao Phraya.

Wisatawan bisa naik kapal ekspres yang terdiri dari empat jenis kapal berbeda. The Culture Trip menyarankan wisatawan untuk mencari kapal ekspres berbendera oranye, hijau, atau kuning.

Tarif tiket berkisar antara 10-40 baht Thailand (sekitar Rp 4.300- Rp 17.500). Harga ini cenderung lebih murah dibandingkan dengan kebanyakan transportasi umum di Bangkok. Wisatawan dapat membeli tiket di dermaga atau setelah berada di kapal.

Selain kapal ekspres, adapula pilihan perahu wisata Chao Phraya. Wisatawan dapat membeli tiket Chao Phraya Tourist Boat yang merupakan tiket terusan seharga 150 baht Thailand (sekitar Rp 65.700).

Dengan tiket terusan tersebut, wisatawan memiliki akses tak terbatas ke perahu ini. Totalnya, ada delapan dermaga yang dapat dikunjungi oleh wisatawan dengan tiket terusan tersebut.

Wisatawan juga bisa menikmati sensasi makan malam mewah di atas kapal dengan menaiki kapal pesiar (dinner cruise). Ukuran kapal pesiar ini tentunya lebih kecil dari kapal pesiar yang mengarungi di lautan.

Sejumlah dinner cruise yang menjelajahi Sungai Chao Phraya antara lain Chao Phraya Princess Cruise, Loy Nava Dinner Cruises, dan Grand Pearl Luxury River Cruise & Dining Experience. Harga tiketnya bervariasi mulai dari 1.400 baht Thailand (sekitar Rp 613.000).

Baca juga: Nama Asli Bangkok Thailand yang Jadi Nama Kota Terpanjang di Dunia

5. Pemandangan sepanjang sungai

Sungai Chao Phraya, Bangkok, ThailandPixabay/Carina Hofmeister Sungai Chao Phraya, Bangkok, Thailand

Wisatawan yang menjelajahi Sungai Chao Phraya akan disuguhi dengan berbagai pemandangan menarik. Empat destinasi wisata utama di Thailand yang bisa disaksikan ketika melintasi sungai ini adalah Wat Pho, Wat Phra Kaew, dan Wat Arun.

Wisatawan juga bisa melihat kompleks Istana Raja Thailand saat melintasi Sungai Chao Phraya. Selain itu, wisatawan juga bisa melihat dari hotel bintang lima, rumah-rumah panggung dari kayu panggung, pusat perbelanjaan, dan lainnya.

Baca juga: 5 Spot Instagramable di Wat Arun Bangkok

7. Situs sejarah yang terancam

Pada 2018, World Monuments Fund (WMF) mengategorikan Sungai Chao Phraya sebagai situs sejarah yang terancam.

Pasalnya, terdapat rencana proyek konstruksi besar yakni pembangunan jalan sepanjang bantaran sungai. Proyek multi-miliar baht tersebut disebut akan meningkatkan akses publik ke tepi sungai.

Namun, WMF menilai proyek tersebut justru akan menghalangi pemandangan ke seberang sungai di seluruh kota. Selain itu, proyek ini juga akan menggusur banyak komunitas dan warga yang tinggal di bantaran Sungai Chao Phraya.

Sejak diumumkan, proyek tersebut menerima penolakan dari kalangan profesional Thailand, penduduk tepi sungai, komunitas bisnis Bangkok, termasuk pemilik hotel tepi laut, restoran, dan operator kapal. Oleh sebab itu, WMF meminta otoritas Thailand meninjau ulang rencana tersebut.

Baca juga: Thailand Bahas Rencana Skema Travel Bubble dengan China dan Malaysia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com