Durasi berpuasa di Paris tahun lalu menurutnya terbilang panjang. Waktu sahurnya sekitar pukul 05.00 dan berbuka pukul 21.00 hingga 21.30, ia berusaha menikmatinya.
"Jadi dulu itu aku makan malam, sholat Isya, Tarawih, besoknya harus bangun lagi, tidurnya singkat. Nah kalau paginya ada kelas, itu agak berat juga sebenarnya, lelah, lapar, semuanya kerasa".
"Tapi aku tetap berusaha enjoy aja, karena di Paris banyak tempat yang bisa dikunjungi dan tempatnya indah," papar dia.
Baca juga:
Toko dan tempat makanan halal atau Asia juga menurutnya cukup mudah ditemukan di Paris. Apalagi, kota ini merupakan tempat yang dihuni oleh banyak pendatang.
Hana tak menyangka jika suasana Hari Raya Idul Fitri dan lebaran di Paris cukup meriah dan dihadiri oleh berbagai warga Muslim dengan latar belakang yang berbeda.
"Jadi di Paris ini cukup banyak orang muslimnya, aku (tahun lalu) sholat Id di The Grande Mosquée de Paris, beneran ngantri sampai panjang. Ternyata sama crowded-nya kaya di Indonesia," jelasnya.
Saat itu, ia dan seorang temannya melihat bahwa ruangan masjid sudah dipenuhi oleh banyak umat Muslim yang ingin beribadah Idul Fitri.
Baca juga:
Adapun jadwal shalat Id menurutnya dibagi menjadi dua gelombang, yakni gelombang pertama pukul 08.00 dan gelombang kedua pukul 08.30.
"Tapi realitanya untuk gelombang dua agak terlambat, karena mobilitas orang yang masuk dan keluar itu lama, perlu waktu untuk benerin saf dan lain-lain. Jadi aku shalat sekitar pukul 09.30," tuturnya.
Akibat pandemi Covid-19 yang saat itu masih tinggi, Hana menceritakan bahwa umat Muslim yang ingin shalat Ied di masjid agung Paris diwajibkan memakai masker.
Selain itu, ada beberapa hal yang ia rasakan sama dengan di Indonesia. Mulai dari kotak amal berjenis kayu, membayar zakat yang diatur oleh PERMIIP, ceramah setelah shalat Id, hingga pengamanan selama ibadah.
"Pengamanan selama shalat, ada polisi yang jagain di luar. Toleransinya sangat terjaga, lucunya polisinya pakai kuda, dan yang pakai mobil juga. Selama perhelatan shalat Id mereka buat barikade," terang Hana.
Pada Lebaran tahun lalu, Hana yang datang bersama temannya juga menemukan banyak orang Islam yang memakai pakaian seragam, di antaranya keluarga-keluarga Arab dan Afrika.
Baca juga:
Tak hanya memakai pakaian seragam atau tradisional khas daerah, dirinya juga ikut merayakan suasana Lebaran dengan saling berbagi hidangan bersama teman-teman dari berbagai negara yang berbeda.
"Selesai shalat sama teman Indonesia, aku rayain lebaran juga sama teman dari Perancis."
"Kami rayain di taman, bawa dessert atau makanan manis dari rumah masing-masing. Kami yang muslim ethnicity-nya beda-beda, ada Perancis, India, blasteran Algeria, dan lain-lain itu bawa dessert khas asal masing-masing," terangnya.
Baca juga: Ada Festival Indonesia di Kota Aurons, Perancis, Seperti Apa?
Adapun pada lebaran tahun ini rencananya Hana akan melakukan shalat Id di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) yang ada di Perancis.
"Aku Insya Allah Lebaran dan shalat Id tahun ini di KJRI," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.