Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusuri Kampoeng Heritage Kajoetangan, Wisata Tempo Dulu di Malang

Kompas.com - 09/05/2022, 07:03 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Jalan-jalan ke Kota Malang rasanya belum lengkap jika tidak mengunjungi destinasi wisata sejarah.

Salah satunya wisata kampung tematik bernama Kampoeng Heritage Kajoetangan.

Baca juga: 12 Spot Foto Retro di Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang

Terhitung cukup baru yakni diresmikan pada tahun 2018, pilihan destinasi sejarah ini bisa dimasukkan dalam daftar berlibur di Kota Apel.

Mengusung konsep retro dengan peninggalan bangunan-bangunan berumur ratusan tahun, Kompas.com memutuskan untuk berburu foto di sana. 

Sebagai informasi, Kampoeng Heritage Kajoetangan bukan hanya tempat wisata, melainkan memang pemukiman yang dihuni oleh penduduk.

Baca juga: 5 Kampung Tematik di Kota Malang, Pas Dikunjungi Saat Libur Lebaran

Oleh karena itu, saat Kompas.com berkunjung pada Jumat (06/05/2022) lalu, dapat terlihat warga setempat yang beraktivitas sehari-hari seperti pada umumnya.

Pintu masuk terintegrasi pemukiman warga

Pintu Jalan Jenderal Basuki Rahmad Gg 6KOMPAS.com/Faqihah Muharroroh Itsnaini Pintu Jalan Jenderal Basuki Rahmad Gg 6

Saat tiba sekitar pukul 09.00 pagi, Kompas.com masuk melalui pintu Jalan Jenderal Basuki Rahmad Gg 6. Terlihat kertas untuk scan QR Code PeduliLindungi, namun tidak ada petugas yang berjaga.

Ternyata, memang ada beberapa pintu masuk perkampungan ini, karena merupakan gabungan tiga RW, yaitu RW 01, RW 09, dan RW 10. Semua jalur pun bisa digunakan untuk pengunjung masuk maupun keluar.

Baca juga: 25 Wisata Hits dan Kekinian di Malang, Banyak Spot Foto Instagramable

Namun, untuk pintu masuk utama berdasarkan denah, pengunjung bisa memilih antara tiga akses.

Ketiganya yaitu koridor Talun di Jalan Arif Rahman (AR) Hakim, koridor Kayutangan di Jalan Basuki Rahmad, dan akses di Jalan Semeru.

Banyak spot foto bergaya retro

Rumah 1870 di Kampoeng Heritage KajoetanganKOMPAS.com/Faqihah Muharroroh Itsnaini Rumah 1870 di Kampoeng Heritage Kajoetangan

Dari pintu masuk area gang 6, sudah mulai terlihat sejumlah bangunan lawas yang dapat dijadikan spot berfoto. Cirinya yakni berarsitektur khas kolonial Belanda, dengan pintu dan jendela berukuran besar.

Tak hanya itu, suasana tempo dulu diperkuat oleh berbagai dekorasi dan perabotan yang dibuat oleh warga.

Baca juga:

 

Denah lokasi Kampoeng Heritage KajoetanganKOMPAS.com/Faqihah Muharroroh Itsnaini Denah lokasi Kampoeng Heritage Kajoetangan

Menurut informasi denah di dinding yang terdapat di dekat pintu masuk, ada sekitar 30 bangunan yang tercatat sebagai warisan budaya dan bisa dikunjungi.

Beberapa di antara yang kuno dan unik seperti Rumah 1870, rumah Mbah Ndut, rumah Jengki, makam Eyang Honggo Kusumo, galeri antik Pak Eko, dan rumah Jamu.

Baca juga: 8 Wisata Malam di Malang dan Batu yang Populer dan Instagramable

Sebagian di antaranya ditempeli plakat khusus berisi informasi singkat mengenai sejarah bangunan tersebut.

Selain bangunan lawas, warga setempat melengkapi suasana tempo dulu dengan membuat spot-spot foto menarik berupa mural dan perabotan lainnya, yang tersebar di sudut-sudut kampung. 

Dengan demikian, pengunjung bisa memanfaatkan berbagai properti lawas seperti radio, televisi, kaset, alat makan, sepeda, toples, telepon, topeng, hingga pajangan dinding, untuk mengambil foto ciamik. 

Baca juga: Keliling Kota Malang Gratis Naik Bus Macito, Ini Jadwalnya

Izin ambil foto dan budayakan bertanya

Sebagai tempat wisata, pengunjung dibebaskan untuk mengambil foto di berbagai spot yang ada, tanpa dikenakan biaya tambahan.

Namun, ada beberapa tempat yang menyediakan kotak tip jika berkenan.

Perlu diingat, meski boleh berfoto, sebaiknya pengunjung menyapa dan meminta izin terlebih dahulu bila penghuni rumah sedang terlihat di sana.

Baca juga: Semboyan Kota Malang Jawa Timur beserta Makna dan Asal Usulnya

Selain itu, karena memang ini adalah lingkungan tempat tinggal yang dijadikan wisata, pengunjung sebaiknya juga selalu menghormati warga yang sedang beraktivitas di area tersebut. 

Kampoeng Heritage KajoetanganKOMPAS.com/Faqihah Muharroroh Itsnaini Kampoeng Heritage Kajoetangan

Di kawasan kampung, beberapa titik sudah terpasang papan penunjuk jalan yang bisa memudahkan pengunjung. 

Namun, dari pengalaman Kompas.com, rute dan jalur yang ada tidak terlalu jelas. Ada banyak gang dan persimpangan yang tidak diberikan keterangan lengkap, sehingga mungkin akan membingungkan bagi pengunjung yang baru pertama kali. 

Oleh karena itu, usahakan untuk bertanya mengenai tujuan dan rute yang ingin dicari. Tak perlu khawatir, penduduk setempat sangat ramah dan tidak segan-segan membantu pengunjung. 

Baca juga:

Saat mampir untuk beristirahat di salah satu kedai kuliner bernama Kafe Yowis, Kompas.com mendapatkan informasi mengenai tiket masuk Kampoeng Heritage Kajoetangan

"Sebenarnya biasanya ada tiket Rp 10.000 per orang, ditetapkan oleh pengurus kampung. Nanti bisa dapat peta rute wisata dan post card bernuansa vintage."

"Tapi kayanya sekarang karena masih suasana Lebaran, jadi belum berjaga lagi petugasnya dan masih digratiskan," jelas pemilik Kafe Yowis bernama Epic, kepada Kompas.com, Jumat. 

Setelah berkeliling berburu foto hampir tiga jam, Kompas.com memutuskan untuk menyudahi perjalanan kali ini, apalagi udara sudah mulai terik saat pukul 12 siang. 

Jika tertarik berkunjung, kamu dapat mendatangi Kampoeng Heritage Kajoetangan di Jalan Arif Rahman Hakim gg II, Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com