KOMPAS.com – Umat Hindu di Bali pada Sabtu (18/6/2022) ini tengah memperingati Hari Raya Kuningan yang masih satu rangkaian acara dengan Hari Suci Galungan.
Jika Hari Suci Galungan dirayakan setiap 210 hari sekali, Hari raya Kuningan dirayakan 10 hari setelahnya, dikutip dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali.
Meski masih dalam satu rangkaian yang sama dan hanya berbeda hari, makna Hari Raya Kuningan dan Hari Suci Galungan itu berbeda.
Galungan diperingati untuk menyambut turunnya dewa dan leluhur ke bumi untuk menemui keluarganya.
Adapun Kuningan igelar untuk memperingati kembalinya para dewa dan leluhur ke surga setelah bertemu keturunannya.
Baca juga: Apa Perbedaan Hari Raya Galungan dan Kuningan? Ini Penjelasannya
"Kalau Kuningan, dewa-dewa leluhur kembali ke surga. Puncaknya tetap di Galungan. Kuningan itu mereka sudah kembali," kata Guru Besar Ilmu Pariwisata Universitas Udayana Bali I Gede Pitana, dikutip dari Kompas.com, Selasa (14/4/2021).
Sementara itu, dilansir dari laman Dinas Perumahan Buleleng, nama lain dari Hari Raya Kuningan adalah Tumpek Kuning.
Dalam perhitungan kalender Bali, Tumpek Kuning biasanya jatuh pada Sabtu Kliwon, Wuku Kuningan.
Ketika Kuningan dirayakan, umat Hindu akan sembahyang kepada para Pitara (sang pendahulu) untuk memohon keselamatan, kedirgayusan, perlindungan, dan tuntunan lahir batin.
Diyakni bahwa pada saat Kuningan dirayakan, para Dewa turun ke bumi bersamaan dengan para Pitara, tapi kedatangan mereka hanya sampai tengah atau siang hari.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.