Menparekraf Imbau Operator Kapal Utamakan Keselamatan Wisatawan

KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengingatkan pemilik usaha tur operator kapal agar mengutamakan keselamatan wisatawan.

Hal ini sehubungan dengan insiden kapal cepat (speed boat) Kebo Iwa Express yang terbalik di perairan Ketewel, Nusa Penida, Bali akibat kerusakan internal di lambung kapal, Selasa (3/1/2023).

Baca juga:

• Kapal Cepat Nusa Penida-Sanur Terbalik Bukan karena Cuaca Ekstrem
• 2,67 Juta Orang Gunakan Kapal Penyeberangan Selama Libur Akhir Tahun

"Tentunya perlu kita prihatin terhadap musibah tersebut, kemudian mengimbau para pengusaha tur operator dan speed boat di Bali agar mengutamakan keselamatan dan kenyamanan bagi wisatawan. Kita harus memperhatikan kelengkapan alat keselamatan, kelayakan kapal," kata Menparekraf dalam Weekly Press Briefing, Senin (9/1/2023).

Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait penerapan standar keselamatan pelayaran.

Baca juga: 10 Tips Naik Kapal Feri bagi Pemula yang Wajib Diketahui

Beberapa di antaranya ialah dengan mengeluarkan Surat Edaran tentang keselamatan transportasi wisata (SE/8/DI/01.01/MK/2022), serta pedoman penyelenggaraan transportasi wisata yang aman, nyaman, dan menyenangkan di destinasi wisata.

"Standar keselamatan pelayaran telah kami koordinasikan dengan Kemenhub RI (Republik Indonesia), dan Indonesia sebagai anggota dari konferensi internasional tentang standar keselamatan pelayaran di laut harus menjunjung tinggi," tuturnya.

Menparekraf juga meminta kerja sama pemerintah daerah dan asosiasi transportasi dalam membantu pengawasan, pengecekan berkala unit transportasi, dan perizinan, serta memastikan jumlah penumpang tidak melebihi kapasitas muatan.

Baca juga:

• Beda Kapal Ferry Express dan Reguler, Jangan Salah Pilih 
• Pengalaman Naik Kapal Bahtera Nusantara 02 dari Ambon ke Banda Neira

"(Ini berlaku) bukan hanya untuk transportasi laut saja, tapi juga darat dan udara," tegasnya.

Selain itu, pengelola usaha transportasi wisata juga diminta agar memperhatikan imbauan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikia (BMKG) dan sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environmental Sustainability), agar menjadi acuan untuk meningkatkan kembali kepercayaan pengguna transportasi tersebut.

Baca juga: Pelabuhan Benoa, Bali Sambut Kapal Pesiar Berisi Turis Asing Miliarder