Tak hanya bangunan yang unik, pemilihan nama Lautze juga memiliki alasan kedekatan terhadap warga China mualaf.
Selain karena berlokasi di Jalan Lautze dan kawasan pecinan, Yusman menyebut para pendiri yayasan ingin agar warga China tidak merasa canggung saat berkunjung.
Baca juga: Mampir ke Mushala Babah Alun di Kolong Tol, Kental Nuansa Tionghoa
"Biasanya masjid pakai bahasa Arab, tapi kita pakai nama mandarin. Sehingga kita juga tampilnya dengan suasana di China sana, agar mereka enggak merasa canggung dan familiar," terang Yusman.
Lebih lanjut, katanya, Masjid Lautze juga sangat terbuka bagi pengunjung non-muslim yang sekadar ingin diskusi atau berbagi tentang agama.
Bahkan, tak sedikit pengunjung dari luar negeri yang sengaja datang untuk berdiskusi soal pembauran.
Fakta bahwa Masjid Lautze berada di tengah kawasan pecinan namun bisa menjembatani perdamaian, disebut menjadi hal yang unik.
Baca juga: Uniknya Masjid Hidayatullah di Jakarta Selatan, Sajikan Akulturasi 4 Budaya
"Dari penelitian mahasiswa, Alhamdulillah hasilnya cukup baik. Baik dari warga sekitar yang diwawancara, maupun tempat ibadah, tokoh agama, pemerintahan, semua menyambut baik keberadaan Masjid Lautze ini," kata Yusman.
Bagi yang ingin berkunjung, Masjid Lautze berlokasi di Jalan Lautze Nomor 87-89, Kecamatan Sawah Besar. Masjid ini hanya buka saat jam kerja, yaitu dari Senin-Jumat pukul 08.00-17.00 WIB.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.