Seperti disampaikan sebelumnya, menara yang menyerupai mercusuar adalah ciri khas Masjid Agung Banten.
Tinggi menara tersebut sekitar 30 meter dengan diameter bagian pangkalnya sekitar 10 meter. Selain tempat mengumandangkan azan, menara ini juga digunakan untuk melihat atau mengawasi perairan laut, sehingga bentuknya menyerupai mercusuar.
Konon, menara ini dibangun pada masa Sultan Haji (1620) serta dirancang oleh Hendrick Lucaz Cardeel.
Terdapat tangga untuk menuju bagian atas di dalam menara. Dari bagian atas menara ini, pengunjung dapat melihat pemandangan sekitar masjid termasuk lautan lepas dan perahu-perahu nelayan.
Jarak antara menara ini dengan pantai tidaklah jauh, yakni kurang lebih 1,5 km, sehingga cukup jelas untuk memantau kesibukan di perairan Banten.
Baca juga: Masjid Raya Baiturrahman, Wisata Religi di Simpang Lima Semarang
Baca juga: Sejarah Masjid Cut Meutia di Jakarta, Sempat Ingin Dirobohkan
Selain tempat ibadah, Masjid Agung Banten juga merupakan tempat peristirahatan terkahir keluarga Kerajaan Banten.
Makam tersebut berada di serambi masjid. Pada serambi bagian kiri terdapat makam beberapa Sultan Banten dan keluarganya, antara lain makam Sultan Maulana Hasanuddin dan isterinya, Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Abu Nashr Abdul Qahhar.
Sedangkan, pada serambi bagian kanan terdapat makam Sultan Maulana Muhammad, Sultan Zainul ‘Abidin, dan lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.