Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Berkunjung ke Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka 

Kompas.com - 30/04/2023, 19:07 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Koleksi di Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka 

Hal pertama yang tampak saat pengunjung menginjakkan kaki di depan pintu rumah yaitu adanya dua replika kayu yang menampilkan dua sosok pemuda  memakai pakaian adat Minang.

Tepat di sebelah kanan pintu masuk, terdapat ruangan berisi buku-buku, penghargaan, foto-foto Buya Hamka, hingga tongkat yang biasa dipakai oleh Buka Hamka.

Sementara di sebelah kiri pintu masuk terdapat spot yang dihiasi foto Buya Hamka lengkap dengan sepasang kursi rotan.

Baca juga: 5 Aktivitas di Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka, Lihat Pemandangan Danau

 Beranjak ke bagain kanan spot foto, terdapat sebuah kamar tidur berisi tempat tidur, lemari kaca berisi pakaian kebesaran Buya Hamka, dan etalase penyimpanan baju serta syal milik Buya Hamka. Kamar tidur ini milik orangtua Buya Hamka, yakni H. Abdul Karim dan sang istri.

Layaknya kamar tidur yang digunakan masyarakat pada zaman dahulu, ranjang yang digunakan dihiasi kelambu berwarna putih, lengkap dengan sepasang bantal dan selimut.

Di sebelah tempat tidur terdapat pakaian berupa gamis dan pakaian batik yang kerap digunakan oleh Buya Hamka saat menghadiri acara tertentu.

Saat Kompas.com sampai di Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka, sayang sekali listrik sedang padam, sehingga tidak ada cahaya tambahan dari lampu yang memumpuni untuk melihat dengan jelas seluruh isi kamar.

Usai melihat bagian dalam rumah, Kompas.com kembali berpindah ke bagian halaman museum yang langsung menyuguhkan pemandangan Danau Maninjau.

Sayangnya, Kompas.com tidak bisa terlalu lama di museum, mengingat langit sore itu tampak mulai gelap dan satu dua rintik hujan mulai berjatuhan.

Baca juga: Desa Wisata Sungai Batang Sumatera Barat, Tempat Kelahiran Buya Hamka

Namun, setidaknya kunjungan singkat sore itu kembali menambah pengetahuan Kompas.com tentang pentingnya keberadaan sebuah museum sebagai tempat hidupnya sejarah orang yang sudah tiada sekalipun. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com