Advokat Konsumen, Chris Elliott menyampaikan, ruang yang sempit di kabin tersebut bisa disebabkan oleh maskapai penerbangan yang menjual tempat duduk dua kali secara efektif, baik kepada penumpang di depanmu dan kepadamu.
"Saya mengerti mengapa penumpang suka bersandar. Ini lebih ke masalah maskapai penerbangan karena mereka menjejalkan kursi yang cukup berdekatan dan mengadu penumpang satu sama lain," tutur Elliott, dikutip dari CBS News.
Hal tersebut diperparah dengan semakin sempitnya jarak antara baris-baris kursi demi penjualan tiket yang lebih banyak.
Menurut Analis Industri Perjalanan, Henry Harteveldt, jika maskapai penerbangan ingin menambah kursi, mereka wajib menyesuaikan jumlah kursi yang bersandar.
"Maskapai penerbangan (seharusnya) bertanggung jawab memastikan sandaran kursi diatur sedemikian rupa sehingga dapat muat bagi penumpang, tetapi tidak terlalu mengganggu penumpang yang duduk di barisan belakang," jelas Harteveldt.
Baca juga: Merokok di Pesawat Bisa Denda hingga Rp 2,5 Miliar, Ini Aturannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.