KOMPAS.com - Lebaran merupakan momen penting bagi muslim di Indonesia. Setelah menjalani ibadah puasa selama satu bulan penuh, umat Islam merayakan kemenangannya dengan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.
Sama seperti bulan Ramadan yang disambut meriah, Idul Fitri pun disambut dengan suka cita. Bahkan, setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi masing-masing dalam menyambut Idul Fitri.
Baca juga: 4 Wisata di Jakarta untuk Mengisi Libur Lebaran 2024
Tak hanya mudik dan sungkem yang menjadi tradisi wajib saat Lebaran, setiap daerah di Indonesia juga punya tradisi Lebaran yang unik sesuai dengan budaya dan kepercayaan yang sudah dilaksanakan secara turun-temurun.
Dilansir dari laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Senin (8/04/2024), berikut beberapa tradisi Lebaran di Indonesia:
Grebeg Syawal menjadi salah satu tradisi rutin di Keraton Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang dilakukan setiap 1 Syawal atau tepat pada Hari Raya Idul Fitri.
Tradisi ini merupakan wujud syukur setelah melewati bulan Ramadan dan sudah dilaksanakan sejak abad ke-16.
Daya tarik dari tradisi Grebeg Syawal adalah tujuh gunungan yang terdiri dari berbagai elemen.
Seluruh gunungan akan dibawa oleh abdi dalem dan dikawal prajurit bregodo dari Alun-Alun Utara Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menuju beberapa tempat.
Baca juga:
Di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), terdapat tradisi Perang Topat atau “perang ketupat” sebagai simbol kerukunan antar-umat Hindu dan Islam yang hidup berdampingan di wilayah tersebut.
Sebelum “perang” dimulai, masyarakat akan melakukan doa dan ziarah ke makam-makam.
Uniknya, setelah tradisi dimulai, ketupat-ketupat yang digunakan untuk berperang akan kembali diperebutkan.
Baca juga: Lebaran Topat di Lombok Potensial Menarik Wisatawan
View this post on Instagram
Festival Meriam Karbit termasuk tradisi menyambut Lebaran yang terkenal meriah di Kalimantan Barat.
Festival ini digelar selama tiga hari berturut-turut dan menjadi pengingat kepada warga akan keberanian, sekaligus menumbuhkan semangat kebersamaan.
Selain itu, Festival Meriam Karbit juga menjadi warisan budaya yang kental dengan nilai historis karena berkaitan dengan sejarah berdirinya Kota Pontianak.
Baca juga: Tugu Khatulistiwa Pontianak: Jam Buka, Tiket Masuk, dan Aktivitas
Di Bengkulu, terdapat tradisi membakar batok kelapa kering yang ditumpuk hingga setinggi satu meter. Namanya Ronjok Sayak.
Tradisi ini sudah dilaksanakan sejak ratusan tahun silam dan dipercaya sebagai penghubung antara manusia dan leluhur.
Pelaksanaan tradisi Ronjok Sayak berjalan hikmat, dibarengi dengan banyaknya doa-doa yang dipanjatkan selama proses pembakaran batok kelapa.
Baca juga: Bak Blau, Kolam Sebening Kaca di Pulau Enggano Bengkulu
Masyarakat Motoboi Besar di Sulawesi Utara memiliki tradisi membuat atau memasak nasi jaha bersama-sama selama tiga hari berturut-turut setelah Hari Raya Idul Fitri.
Nasi jaha adalah makanan khas Sulawesi Utara yang dipercaya sebagai sarana silaturahmi terhadap sesama, sekaligus sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.
Baca juga: 4 Tempat Wisata di Sekitar Danau Tondano Sulawesi Utara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram