MOJOKERTO, KOMPAS.com - "Wah saya gak tahu ya, Mas," jawab seorang satpam di Ayola Mall Mojokerto, Jawa Timur saat saya tanya tentang lokasi kuliner sambal ikan wader.
Jawaban serupa saya dapatkan ketika saya bertanya dengan satpam lainnya. Beberapa dari mereka bingung dan saling tunjuk untuk memberi jawaban.
Hal yang agak melegakan begitu saya bertanya kepada petugas security parking mal. Ia tahu tentang lokasi tempat sambal wader dijual.
"Wah kalau itu adanya di Trowulan, Mas. Daerah Segaran. Kalau di Kota Mojokerto ndak ada," ujarnya.
Baca juga: Kisah Perintis Kuliner Waroeng Spesial Sambal dari Yogyakarta
Semangat belum padam meski perut sudah berontak. Saya mencari di Google dengan kata kunci pencarian "Lokasi warung sambal wader", "Di mana warung sambal wader", dan beberapa kata kunci lainnya.
Hasil yang saya temukan cukup mengecewakan. Jarang sekali informasi lokasi warung sambal wader. Banyak yang muncul hanya ulasan sambal wader dan itupun sekilas sama alias copy paste.
Baca juga: Sambal Apa yang Paling Digemari Masyarakat Indonesia?
Iwak wader disebut-sebut sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Wah, lama sekali. Karena itu, saya pun jadi penasaran untuk mencoba.
"Coba kita cari dulu," kata rekan saya, Hilda.
Dengan modal percaya diri, saya menyusuri jalan Benteng Pancasila yang kala itu ramai. Masyarakat Mojokerto tampak tumpah ruah di sisi jalan.
Baca juga: Dawet Kok Pakai Sambal, Apa Enaknya...
Ada yang lesehan, ada yang berlalu lalang masuk ke pusat kuliner. Ada pula yang terlihat memilih baju-baju.
Laju kendaraan tersendat. Mobil kami agak kesulitan bermanuver. Namun, hal itu jadi keuntungan buat saya karena bisa dengan mudah memantau keberadaan warung sambel wader.
Saya tak henti-hentinya "memasang" mata berharap melihat nama sambal wader.
Harap-harap cemas seperti laki-laki yang mencari perempuan pujaan hati yang tak kunjung bertemu.
Kami segera memarkirkan kendaraan. Sebuah warung dengan meja dan bangku kayu menjadi teman kami menyantap sambal wader.