Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kokot Rakyat Sumenep

Kompas.com - 01/05/2016, 11:18 WIB

Suasana pedesaan yang tenang seperti malam itulah yang membuat Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al Miftah ini betah tinggal di desa. Kenyang oleh porsi jumbo kaldu kacang hijau, kami lantas disuguhi dendang puisi karya Zawawi.

”Karena tidak ada larangan tinggal di desa, maka saya betah di desa. Saya ajak Anda makan di sini karena saya ingin sombong. Bayangkan, makan kaldu sapi di warung yang porsinya tak habis dimakan satu orang ini, Anda hanya bayar Rp 5.000,” kata Zawawi.

Kaldu olahan ala pedesaan saja sudah bisa memuaskan perut. Apalagi kaldu yang diolah dengan istimewa sejak 1962 di Warung Adnan.

Meskipun sudah sangat terkenal dan menjadi rujukan pencinta kokot, Warung Adnan tetap hadir dalam kesederhanaan. Pengunjungnya harus memarkir kendaraan di Jalan Dr Wahidin-Pejagalan karena warung ini tersembunyi di antara permukiman warga.

Dari lokasi parkir, penggemar kokot masih harus berjalan kaki sekitar 150 meter menyusuri gang sempit mengikuti papan petunjuk lokasi warung yang digantung di mulut gang.

Di ujung gang, Warung Adnan masih mempertahankan warung rumahan yang menyatu dengan rumah pemiliknya. Walaupun tersembunyi, warung ini mudah dicari karena terletak tepat di belakang Museum Keraton Sumenep.

Sapi lokal

Saat ini, Warung Adnan mulai dikelola oleh generasi ketiga. Begitu memasuki ruang makan, harum kaldu segera merangsang indera penciuman. Sepanjang hari, kaldu yang dimasak sejak pukul 03.00 itu selalu dipanaskan di atas api kecil.

Pelayanannya yang cepat membuat pelanggan tak perlu menunggu hidangan terlalu lama. Warung ini biasanya diserbu penggemar pada jam sarapan, makan siang, dan akhir pekan.

Sejak pertama kali didirikan oleh Slamet, nenek dari Sri Suhartini yang saat ini mengelola warung, menu yang disajikan hanya dua macam, yaitu soto kokot dan kaldu kokot.

Perbedaan dua olahan kokot ini pun hanya terletak pada penyajiannya. Soto kokot disajikan tanpa kacang hijau, sedangkan kaldu kokot disantap dengan campuran rebusan kacang hijau.

Sebagai pengganti kacang hijau, soto kokot dihidangkan dengan tambahan singkong rebus yang dimasukkan ke dalam kuah soto. Bumbu kedua masakan ini pun sama persis. Aneka bumbu, seperti merica, bawang putih, jahe, daun bawang, bawang merah, dan kacang tanah, dihaluskan lalu ditambah petis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com