Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nikmatnya Kopi dan Manisnya Cokelat di Puslitkoka Jember

Kompas.com - 15/02/2019, 20:07 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com – Jember tidak hanya memiliki destinasi wisata alam berupa pantai-pantai yang indah. Di sana juga terdapat kawasan wisata edukasi, salah satunya adalah Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka).

Destinasi ini banyak dikunjungi oleh wisatawan setiap hari libur. Tidak hanya dari Jember, banyak wisatawan dari daerah lain yang juga berkunjung ke Puslitkoka untuk mengisi hari libur.

Baca juga: Dinginnya Musim Hujan di Jember, Hangatkan dengan Wedang Cor

Puslitkoka terletak di Desa Nogosari, Kecamaran Rambipuji, Jember, Jawa Timur. Lokasinya tidak terlalu jauh dari Pusat Kota Jember, yakni sekitar 20 kilometer dengan waktu tempuh perjalanan kurang-lebih 45 menit.

Rute menuju Puslitkoka awalnya sama seperti jalur menuju kawasan Pantai Payangan, Watu Ulo, dan Tanjung Papuma. Nantinya perjalanan berbelok ke arah barat di Kecamatan Jenggawah. Terdapat plang petunjuk arah ke Puslitkoka di kecamatan itu.

Tempat wisata favorit keluarga

Meski berfungsi untuk melakukan penelitian dan mengembangkan komoditas kopi serta kakao secara nasional, Puslitkoka merupakan tempat wisata favorit keluarga.

Baca juga: Panorama Tanjung Papuma Jember dari Siti Hinggil, Serasa di Luar Negeri

Pihak Puslitkoka telah menambahkan aneka fasilitas penunjang wisata untuk memfasilitasi pengunjung, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Salah satunya adal fasilitas kereta kayu yang membawa pengunjung berkeliling kebun.

Kereta Kayu yang Membawa Pengunjung Berkeliling Kawasan Puslitkoka JemberKompas.com/Anggara Wikan Prasetya Kereta Kayu yang Membawa Pengunjung Berkeliling Kawasan Puslitkoka Jember

Pemandu akan memberikan penjelasan di atas kereta kayu. Penjelasannya sederhana dan mudah dimengerti, bahkan untuk anak-anak sekalipun. Biasnya pemandu akan menjelaskan tanaman dan buah kakao serta kopi yang tumbuh di kanan-kiri jalur.

Wisatawan, terutama anak-anak juga bisa memberi makan rusa. Selain itu, ada pula taman bermain di tengah kebun, lengkap dengan gazebo dan pendopo untuk bersantai atau acara kumpul keluarga.

Proses Pembuatan Cokelat dan Kopi

Wisatawan juga akan diajak untuk sekilas menyaksikan proses pengolahan kakao menjadi cokelat yang manis. Proses pengolahan dilakukan di sebuah ruangan, sementara wisatawan menyaksikan dari luar ruangan.

Baca juga: Uniknya Pantai Watu Ulo Jember, Ada Batu Bagaikan Ular Raksasa

Pemandu pun masih setia menemani dan menjelaskan secara singkat, padat, dan jelas mengenai pengolahan buah kakao. Ternyata daging buah kakao berwarna putih, bukan coklat. Bahan baku cokelat dari buah kakao adalah bijinya.

Proses Pengolahan Biji Kakao Menjadi Cokelat di Puslitkoka Jember.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Proses Pengolahan Biji Kakao Menjadi Cokelat di Puslitkoka Jember.

Selanjutnya biji kakao akan mengalami serangkaian proses dengan peralatan yang berbeda-beda hingga akhirnya menjadi cokelat aneka bentuk. Namun wisatawan tidak bisa menikmati cokelat yang sudah jadi.

Tak hanya proses pengolahan biji kakao menjadi cokelat. Wisatawan juga akan diajak untuk sedikit mengenal proses pengolahan biji kopi hingga siap dipasarkan. Prosesnya sama dengan biji kakao, tetapi tentu saja dengan alur dan peralatan yang berbeda.

Nikmatnya Cokelat dan Kopi

Jika ingin menikmati cokelat dan kopi, maka wisatawan bisa mengunjungi outlet kopi dan kakao yang berada di dekat pintu masuk. Di sana terdapat aneka produk olahan kopi dan cokelat dari Puslitkoka yang bisa dinikmati.

Baca juga: Romantisnya Teluk Love di Pantai Payangan Jember

Wisatawan bisa memesan kopi atau cokelat hangat yang nikmat. Ada pula aneka produk cokelat batangan yang manis. Satu hal yang perlu diketahui adalah aneka produk itu dijual sehingga wisatawan harus membeli jika ingin menikmatinya.

Tak hanya untuk dinikmati langsung. Berbagai produk kopi dan cokelat yang tersedia juga bisa dibawa pulang untuk oleh-oleh. Tarif masuk Puslitkoka sangat terjangaku, yakni hanya sebesar Rp 3.000 saja. Sementara tarif naik kereta kayu adalah Rp 10.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

Hotel Story
5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

Travel Tips
3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

Travel Update
Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Jalan Jalan
The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

Travel Update
Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Jalan Jalan
Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Travel Update
Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Travel Update
Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Travel Update
Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta Akan Buka Kembali Juni 2024

Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta Akan Buka Kembali Juni 2024

Travel Update
Warga Venesia Protes Pemungutan Biaya Masuk untuk Turis

Warga Venesia Protes Pemungutan Biaya Masuk untuk Turis

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com