Wajib menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR atau rapid test antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 3x24 jam sebelum keberangkatan
Wajib menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR, rapid test antigen, atau GeNose yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 3x24 jam sebelum keberangkatan
Baca juga: Dampak Pandemi Corona, Turis Asing Tertahan di Mentawai
Wajib menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR, rapid test antigen, atau GeNose yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 3x24 jam sebelum keberangkatan
Ada tes acak (random check) rapid test antigen atau GeNose apabila diperlukan oleh Satgas Penanganan Covid-19
3. Batas usia pendaki minimal 14 tahun dengan pendamping
David mengatakan bahwa saat ini pendaki berusia minimal 14 tahun masih diizinkan untuk mendaki Gunung Marapi, jika didampingi orangtua.
Baca juga: Solok Selatan, Alternatif Destinasi Wisata di Sumatera Barat
“Tapi kita sekarang lagi konsen untuk pembatasan usia pendaki 17 tahun ke atas. Pembatasan usia masih 14 tahun, tapi nanti 17 tahun ke atas,” ujar dia.
4. Orangtua yang bawa anak harus persiapan ekstra
Gunung Marapi menurut David kerap disambangi para pendaki yang sudah membawa anak. Saat pendakian, mereka juga membawa anak-anaknya.
Namun sebelum mendaki, mereka akan diajak berbincang terlebih dahulu di basecamp pendakian untuk memastikan persiapan dan perlengkapan pendakian sudah memadai.
“Ngobrol aja, tanya sudah mendaki kemana saja membawa anaknya. Takutnya gimana-gimana, tanya perlengkapan buat anaknya ada juga enggak. Perlengkapan harus siap semua,” katanya.
5. Bawa perlengkapan pribadi
Seluruh pendaki wajib membawa perlengkapan pribadi masing-masing, seperti obat-obatan pribadi atau perlengkapan darurat agar seluruh anggota dalam kelompok selalu siap.
Baca juga: Pariaman Bakal Jadi Kota Festival di Sumatera Barat
“Perlengkapan kelompok yang dibawa khusus sama satu orang untuk kelompoknya juga harus siap,” ungkap David.
6. Isi data diri saat registrasi