KOMPAS.com – Sebelum berwisata ke Desa Wisata Karangrejo yang terletak di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ada beberapa hal yang bisa kamu perhatikan untuk membuat momen liburanmu semakin nyaman dan berkesan.
Kepala Desa Karangrejo M Heli Rofikun membagikan beberapa tips wisata tersebut seperti berikut ini:
1. Menginap di homestay
Hal pertama adalah menginap di homestay yang ada di sekitar Desa Karangrejo. Desa ini memiliki lebih dari 22 unit homestay yang tersebar di seluruh desa.
“Paling tidak mereka bisa datang di sore hari terus menginap di tempat kami,” kata Heli ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (16/3/2021).
Homestay yang ada di Desa Karangrejo, tepatnya di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) bahkan disebut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno sebagai salah satu yang terbaik dengan standar kelas dunia.
Balkondes Karangrejo memiliki 20 unit homestay, dua unit lagi ada di dekat kantor desa, dan banyak lagi homestay yang dikelola mandiri oleh warga desa. Harganya terjangkau, sekitar Rp 150.000–Rp 300.000 untuk unit yang dikelola masyarakat.
Baca juga: Sandiaga: Salah Satu Homestay Berkelas Dunia Terbaik Indonesia Ada di Magelang
Lalu unit di dekat kantor desa tarifnya Rp 350.000 per malam. Sementara yang ada di Balkondes berkisar Rp 500.000–Rp 1,5 juta per malam.
Fasilitasnya tak kalah dengan hotel berbintang dengan bentuk penginapan unik karena memadukan konsep modern dan tradisional. Selain itu, pemandangan bentang alam indah khas pedesaan juga bisa membuat tamu merasa lebih santai.
Dengan menginap di homestay, kamu bisa membantu ekonomi masyarakat dan desa, serta punya waktu yang lebih banyak untuk menikmati keindahan Desa Karangrejo.
2. Manfaatkan paket wisata
“Terus bekomunikasi dengan pelaku-pelaku pariwisata desa untuk dipandu ke objek wisata yang ada di desa kami,” tambah Heli.
Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Karangrejo memang menawarkan banyak sekali paket wisata.
Kamu bisa memilih paket wisata sesuai keinginanmu. Ada paket wisata yang akan mengajak wisatawan mengunjungi tempat wisata yang ada di sekitar Desa Karangrejo. Harganya berkisar mulai dari Rp 250.000–Rp 450.000 per pax.
“Kami punya beberapa objek wisata. Salah satunya adalah Punthuk Setumbu, Gereja Ayam atau Bukit Rhema, Bukit Barede, Kebun Buah Karangrejo, dan Balkondes,” imbuh Heli.
Selain itu, kamu juga bisa ambil paket-paket wisata yang menawarkan sensasi berkeliling desa. Kamu akan diajak melihat pemandangan sawah-sawah di desa, menyusuri sungai dengan mobil jeep, dan berfoto dengan latar Candi Borobudur atau Perbukitan Menoreh.
Baca juga: Bertemu Sultan HB X, Sandiaga Minta Dukungan Lahan untuk Borobudur Highland
Kamu juga bisa coba mengunjungi tempat-tempat home industry warga desa, menikmati kudapan khas desa, hingga tempat-tempat wisata lainnya. Ada pilihan berkeliling dengan mobil jeep, andong, sepeda onthel, atau mobil VW.
Kisaran harganya antara Rp 350.000–Rp 900.000 untuk tur keliling desa serta Rp 750.000 untuk aktivitas rafting di sungai.
3. Beli produk kreasi masyarakat
Selanjutnya, kamu juga bisa membeli produk-produk kreasi masyarakat setempat. Masyarakat Desa Karangrejo biasa menghasilkan beragam produk UMKM.
Di antaranya adalah miniatur Candi Borobudur dari bambu dan batu, ukiran dari bambu, kerajinan gerabah, hingga pengolahan barang bekas jadi mainan anak.
Selain itu ada pula olahan produk kuliner berupa keripik dari ketela, hingga produksi olahan empon-empon untuk kesehatan.
Kamu bisa mendukung ekonomi masyarakat desa dengan membeli produk-produk tersebut. Bisa untuk dikonsumsi dan dipakai sendiri, atau bisa juga jadi oleh-oleh.
4. Patuhi protokol kesehatan
Terakhir, adalah tentu saja menjalankan protokol kesehatan sesuai dengan aturan yang berlaku. Terutama jaga terus 3M; memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan handsanitizer, dan menjaga jarak.
Desa Karangrejo sendiri sudah menerima sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Baca juga: Pembangunan Borobudur Highland Tidak akan Tebang Pohon Secara Liar
Sertifikasi ini diberoleh berkat penerapan wiasta yang patuh pada standar protokol kesehatan saat pandemi Covid-19. Termasuk juga di dalamnya soal CHSE (Cleanliness, Health, and Sustainable Environment).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.