Galih menuturkan, salah satu cara untuk memulai kebiasaan agar anak menjadi nyaman dengan lingkungan pegunungan bisa dilakukan melalui perbekalan.
Anak bisa dibiasakan mengonsumsi makanan gunung untuk dimakan di rumah, agar nantinya lebih familiar.
"Kadang-kadang mendaki gunung itu menghilangkan selera makan. Jadi perbekalan makanan itu bersifat psikologis, bersifatnya kuncian. Kalau anak kita senang dengan nugget, harus ada menu nuget saat mendaki gunung. Itu yang membuat selera makannya timbul," tutur Galih.
Baca juga: Jangan Cuma Bawa Bekal Mi Instan Saat Mendaki Gunung, Ini Alasannya
Sebab, jika selera makan sudah hilang padahal jalur pendakian masih panjang, energi akan terkuras habis dan menyebabkan tubuh lemas.
Dengan demikian, ia menekankan perbekalan tidak hanya dibawa untuk memenuhi selera, tetapi juga ada kepentingan psikologis di baliknya.
Kemudian, seperti ditulis Kompas.com, anak bisa mulai perjalanan dengan melakukan trekking di lereng gunung.
Setelah menjajal lereng gunung, perjalanan berikutnya bisa lebih jauh lagi, namun tetap disesuaikan dengan kemampuan anak.
Sisanya, orangtua bisa menggendong dengan mengunakan ransel khusus untuk membawa bayi atau baby backpack.
Tidak perlu terburu-buru dan terus beri dukungan anak dalam setiap langkah mereka, seperti dikutip dari Kompas.com (26/4/2016).
Baca juga: 7 Tips Ajak Anak Mendaki Gunung
Saat mendaki, dorong keterlibatan anak dengan mengenalkan mereka terhadap obyek hidup yang ada di alam, seperti pepohonan atau serangga.
Terakhir, tentunya orangtua harus membawa persiapan dan perbekalan yang matang.
Persiapannya mulai dari kompas atau GPS untuk navigasi, kacamata, tabir surya, senter, perlengkapan obat-obatan, vitamin anak, peralatan mendaki, selimut, pakaian, serta makanan dan minuman yang berlebih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.